MARKET NEWS

Saham BREN Jatuh hingga ARB 20 Persen usai Keluar Indeks FTSE

TIM RISET IDX CHANNEL 20/09/2024 09:18 WIB

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turun tajam di awal perdagangan Jumat (20/9/2024).

Saham BREN Jatuh hingga ARB 20 Persen usai Keluar Indeks FTSE. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turun tajam di awal perdagangan Jumat (20/9/2024) usai FTSE Russell mengumumkan emiten geotermal tersebut akan dikeluarkan dari indeks.

 Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.09 WIB, saham BREN merosot 19,95 persen ke Rp8.825 per saham, atau menyentuh auto rejection bawah (ARB).

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp35,26 miliar dan volume 4 juta saham.

Ada antrean jual jumbo sebanyak 2,48 juta lot di harga ARB atau setara dengan Rp2,19 triliun.

Diwartakan sebelumnya, FTSE Russell akan menghapus BREN karena 97 persen dari total saham yang berbedar dikuasai oleh empat pemegang saham.

Menurut keterangan tertulis FTSE Russell, pada Kamis (19/9/2024), dikutip dari Stockbit, Jumat (20/9), pemberitahuan tersebut sesuai dengan bagian 5 pedoman Pembatasan Free Float terkait “Konsentrasi Pemegang Saham Tinggi” dan Kebijakan serta Pedoman Penghitungan Ulang FTSE Russell.

“[Penghapusan tersebut] karena empat pemegang saham menguasai 97 persen dari total saham yang beredar di Barito Renewables Energy,” jelas pihak FTSE Russell.

BREN, yang sebelumnya akan masuk ke indeks Large Cap, yang ditambahkan ke dalam rangkaian Indeks FTSE Global All Cap dan indeks terkait lainnya, efektif mulai pembukaan pada Senin, 23 September 2024, akan dihapus dari indeks FTSE Russell, dan efektif mulai pembukaan pada Rabu, 25 September 2024.

Sebelumnya, BREN direncakan masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Series (Large Cap), yang berlaku mulai 20 September 2024 dan efektif pada 23 September 2024.

Ini adalah kali kedua BREN batal masuk FTSE, setelah sebelumnya terjegal pada Juni lalu lantaran BREN sempat masuk Papan Pemantauan Khusus (PPK) yang menggunakan skema full call auction (FCA) yang mengurangi transparansi dan likuiditas. (Aldo Fernando)

SHARE