Saham BRMS Melaju Kencang di Tengah Spekulasi MSCI hingga Ekspansi
Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menguat signifikan menjelang akhir perdagangan Rabu (5/11/2025).
IDXChannel – Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menguat signifikan menjelang akhir perdagangan Rabu (5/11/2025), di tengah meningkatnya spekulasi masuknya emiten ini ke indeks global MSCI serta kabar rencana ekspansi yang tengah dipersiapkan perseroan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 15.47 WIB saham BRMS tercatat menguat 8,60 persen ke level Rp1.010 per saham, setelah mulai menunjukkan lonjakan signifikan sejak sekitar pukul 15.15 WIB. Nilai transaksi terbilang jumbo, mencapai Rp967,24 miliar.
Kabar terbaru, Direktur Utama BRMS, Agoes Projosasmito, menyampaikan pada Rabu (5/11), dikutip dari pemberitaan media massa, bahwa perseroan tengah menyiapkan penarikan fasilitas pinjaman sindikasi dari sejumlah bank lokal dan asing dengan total nilai mencapai USD600 juta guna mendukung agenda ekspansi.
Menurut Agoes, sekitar USD300 juta dari dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan proyek tambang emas bawah tanah di Palu, Sulawesi.
Sisa pembiayaan direncanakan untuk kegiatan eksplorasi serta pembangunan fasilitas pabrik di PT Gorontalo Minerals, serta konstruksi pabrik di PT Linge Mineral Resources yang mengelola proyek tambang emas dan perak.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menyoroti peluang saham BRMS dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) milik taipan Prajogo Pangestu masuk dalam konstituen MSCI.
“Pada 5 November 2025 (waktu setempat) akan ada pengumuman rebalancing MSCI,” ujar Michael, Senin (3/11/2025).
Dia menambahkan, “Jika kita melihat aturan, maka BREN dan BRMS berpotensi masuk ke dalam konstituen standard caps.”
Sebagai informasi, indeks global MSCI dijadwalkan merilis hasil tinjauan berkala atas konstituen indeks pada Kamis (6/11/2025) besok sekitar pukul 05.00 WIB.
Stockbit Sekuritas menilai, pada Rabu (5/11), saham yang dikaitkan dengan indeks MSCI diperkirakan bergerak fluktuatif setelah pengumuman hasil review.
MSCI adalah penyedia indeks global yang menjadi acuan utama investor institusi dunia. Masuknya sebuah saham ke indeks MSCI penting karena bisa menarik arus dana asing, meningkatkan likuiditas, serta memengaruhi sentimen dan harga saham terkait.
Sementara, riset BRI Danareksa Sekuritas, yang terbit pada 30 Oktober 2025 mencatat, pengembangan proyek Citra Palu Minerals (CPM) milik BRMS berjalan sesuai rencana.
Pembangunan terowongan sudah memasuki tahap kedua, infrastruktur utama terpasang, dan fasilitas pengolahan masuk fase ketiga.
Penambangan bawah tanah ditargetkan mulai produksi pada 4Q27, didukung upgrade pabrik CIL pertama dari 500 ton per hari menjadi 2.000 ton per hari pada kuartal III-2026, sementara pabrik kedua (4.000 ton per hari) menjaga kontinuitas produksi.
BRI Danareksa menyesuaikan asumsi harga emas menjadi USD3.500–USD4.400 per ons troi untuk tahun buku 2025-2027 (FY25-27F). Perubahan ini mendorong kenaikan proyeksi laba bersih BRMS sebesar 12-96 persen dan EBITDA 10-80 persen, menjadi USD53-USD151 juta.
Laba BRMS diperkirakan sangat sensitif terhadap harga emas, dengan akselerasi pertumbuhan setelah produksi bawah tanah rampung.
Riset mempertahankan rekomendasi beli (buy) dengan target harga baru Rp1.080, naik dari Rp480, mencerminkan harga emas yang lebih tinggi dan prospek monetisasi proyek CPM.
Risiko utama berasal dari keterlambatan proyek, hasil pengeboran di bawah ekspektasi, atau harga emas dan kadar bijih lebih rendah.
Analisis sensitivitas menunjukkan, dengan harga saham saat riset tersebut ditulis, yakni di Rp930, pasar sudah memperhitungkan (priced in) harga emas sekitar USD4.100 per ons troi, masih menyisakan potensi kenaikan 16 persen jika harga emas mencapai USD4.400 per ons troi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.