Saham CBDK-PANI Jadi Incaran, Investor Tinggalkan CTRA cs?
Saham CBDK-PANI menjadi buruan investor saat ini. Bagaimana nasib saham CTRA, BSDE, PWON, dan SMRA?
IDXChannel - Emiten properti, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (13/1/2025).
Penawaran umum perdana saham atau IPO anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) itu sukses membetot perhatian investor.
Panin Sekuritas dalam risetnya menyebut, gairah emiten properti di awal 2025 terfokus hanya pada PANI dan CBDK.
"Antusiasme IPO CBDK mampu menarik ratusan ribu investor yang mencapai 168.874 investor, dengan rata-rata mendapatkan alokasi di 0,88 persen atau terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga 344,28 kali dalam penjatahan terpusat," tulis riset tersebut, hari ini.
Tidak hanya itu, induk usahanya, yakni PANI yang sudah lebih dulu IPO melalui mekanisme backdoor listing juga banyak menarik perhatian investor dengan kenaikan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir sekitar 13.140 persen dan dalam satu tahun terakhir naik 290 persen.
"Sehingga hal ini membuat emiten properti lainnya, seperti CTRA, BSDE, SMRA, PWON dikesampingkan oleh investor. Terlihat dengan penurunan signifikan dalam satu tahun terakhir kisaran 13 persen hingga 24 persen," katanya.
Analisis CBDK-PANI
Panin Sekuritas melihat fokus investor yang melirik saham PANI dan CBDK adalah kepemilikan perusahaan oleh konglomerasi Agung Sedayu dan Salim Group yang memiliki nama besar industri bisnis di Indonesia, sehingga memunculkan spekulasi dan harapan dari investor.
Selain itu, proyek PIK 2 dan kabarnya terdapat rencana proyek PIK 3 dan seterusnya juga menjadi peningkatan ekspektasi dari investor yang terlihat dari peningkatan marketing sales dan landbank secara anorganik melalui mekanisme right issue dan IPO anak usaha.
"Sehingga kami memandang hal ini akan sangat bergantung dari progress pembangunan proyek perseroan ke depan. Apabila terdapat berbagai kendala akan menurunkan ekspketasi investor serta realisasi tren marketing sales ke depan setelah tidak adanya penambahan proyek anorganik," tutur Panin Sekuritas.
Sementara itu, big four emiten properti yang telah turun signifikan disebabkan oleh melambatnya marketing sales pasca inventory produk yang mendapatkan insentif PPN DTP sudah menipis, meskipun insentif tersebut dilanjutkan hingga semester I-2025. Namun fokusnya pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih lambat di tahun ini.
"Padahal saat ini valuasi emiten tersebut cukup menarik dengan berada di bawah PB 1x, seperti BSDE saat ini 0,49x dan CTRA 0,84x," katanya.
Sekadar informasi, hingga pukul 10.17 WIB, saham CTRA turun 1,58 persen di Rp935. Dalam setahun, saham tersebut udah merosot 24,90 persen.
Saham BSDE melemah 0,55 persen ke Rp910. Saham pengembang BSD City itu sudah turun 15,74 persen dalam setahun.
Sementara saham SMRA terpangkas 1,66 persen hari ini dan sudah turun 21,65 persen dalam setahun. Untuk saham PWON menguat 0,52 persen di Rp388. Namun dalam setahun, saham emiten 'raja mal' itu turun 12,61 persen.
(Fiki Ariyanti)