Saham CBDK Terus Melaju Kencang, Rawan Kena Suspensi?
Saham emiten pengembang real estate PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) menguat untuk hari kelima berturut-turut pada Jumat (17/1/2025).
IDXChannel – Saham emiten pengembang real estate PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) menguat untuk hari kelima berturut-turut pada Jumat (17/1/2025), melanjutkan momentum positif sejak debut pada Senin (13/1) lalu.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.20 WIB, saham CBDK melesat 17,77 persen ke Rp10.275 per saham.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp646,0 miliar dengan volume perdagangan 65,22 juta saham.
Sebelumnya, saham anak usaha emiten properti milik Aguan dan Grup Salim PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) empat hari beruntun ditutup hingga auto rejection atas 20-25 persen.
Dengan ini, sejak melantai di bursa, saham CBDK sudah melambung 153,08 persen, kenaikan yang sangat tinggi dan membawa risiko mengalami penghentian sementara (suspensi) perdagangan oleh otoritas.
Kapitalisasi pasar (market cap) CBDK saat ini mencapai Rp58,54 triliun. Sementara, sang induk, PANI, memiliki market cap jumbo, yakni Rp262,2 triliun.
CBDK menawarkan hingga 566,89 juta saham atau setara 10 persen dari modal ditempatkan, dengan harga saat penawaran umum dipatok di angka Rp4.060 per saham.
Dari gelaran penawaran umum saham perdana (IPO), CBDK berpotensi meraup dana Rp2,3 triliun. Saham CBDK sudah melantai di bursa pada Senin lalu atau 13 Januari 2025.
Stockbit Research Team, dalam riset pada 13 Desember 2024, memperkirakan valuasi IPO CBDK berada pada diskon 45–61 persen dari estimasi net asset value (NAV) perusahaan sebesar Rp37,4 triliun untuk 100 persen kepemilikan.
Diskon ini, kata Stockbit, membuat CBDK terlihat lebih menarik dibandingkan PANI, induk usahanya, yang valuasi pasarnya sudah lebih premium dibandingkan NAV yang Stockbit estimasikan.
CBDK mengelola lahan strategis, termasuk kawasan CBD Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2), yang dianggap sebagai aset premium. Pemegang saham utama CBDK terdiri dari PANI (51 persen), PT Agung Sedayu (24,5 persen), dan PT Tunas Mekar Jaya (24,5 persen). (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.