MARKET NEWS

Saham CPO TAPG hingga SSMS Menghijau, Antisipasi Apa?

TIM RISET IDX CHANNEL 20/09/2023 16:32 WIB

Saham emiten produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) menguat pada perdagangan Rabu (20/9/2023).

Saham CPO TAPG hingga SSMS Menghijau, Antisipasi Apa? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) menguat pada perdagangan Rabu (20/9/2023). Dua saham emiten milik taipan TP Rachmat memimpin kenaikan.  

Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) melejit 5,56 persen ke posisi Rp570 per saham.

Secara teknikal, saham emiten TP Rachmat ini rebound dari support horizontalnya di level 535 dan menembus resistance penting berupa dua garis moving average (MA), yakni 20 dan 50 hari. Resistance selanjutnya untuk TAPG berada di level 590-600.

Saham TP Rachmat lainnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), juga unjuk gigi dengan melesat 4,27 persen ke Rp610. Level resistance untuk DSNG berada di 625 dan level support berada di 570.

Kemudian, saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) ikut menguat 2,13 persen ke Rp1.200 per saham.

Nama lainnya, saham TBLA, GZCO, dan SIMP, secara beruntun naik 1,20 persen, 1,11 persen, dan 1,03 persen.

Saham UNSP, JARR, NSSS, dan LSIP juga terapresiasi secara beruntun sebesar 0,88 persen, 0,64 persen, 0,54 persen, dan 0,51 persen.

Kenaikan saham-saham tersebut tidak ditopang oleh sentimen harga CPO teranyar.

Per pukul 16.13 WIB, harga kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Derivatif Malaysia terkoreksi 0,83 persen ke MYR3.718 per ton.

Harga CPO tertekan hingga tengah pekan ini usai sempat menguat 3 hari beruntun pada pekan lalu.

Secara umum, harga CPO memang belum membukukan performa yang ciamik. Sejak awal tahun (YtD), masih minus 11 persen.

Menurut catatan CGS-CIMB, fenomena cuaca ekstrem El Nino berpotensi menopang harga CPO.

“El Nino mungkin akan memberikan dukungan terhadap harga CPO. Perusahaan-perusahaan sudah mengalami kondisi yang lebih kering di perkebunan mereka, dan El-Nino yang lebih kuat dibandingkan tahun 2019, meskipun terdapat anomali cuaca,” jelas CGS-CIMB, dikutip IDXChannel, Rabu (20/9/2023).

Sementara, menurut riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia pada 13 September 2023, harga minyak nabati global mungkin akan mengalami kenaikan karena diperkirakan akan terjadi krisis pasokan akibat kondisi cuaca buruk dan penarikan Rusia dari kesepakatan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

“Oleh karena itu, kami mengantisipasi kenaikan harga yang berkepanjangan dalam waktu dekat, karena pasokan global CPO mungkin mulai berkurang dalam beberapa bulan mendatang, yang mencerminkan tren harga minyak nabati global,” jelas Mirae.

Namun, Mirae yakin, angka tersebut kemungkinan tidak akan mencapai level puncak yang terlihat pada 2021/2022.

Mirae pun tetap mempertahankan rating netral untuk sektor perkebunan CPO Indonesia. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE