MARKET NEWS

Saham DADA ARB 4 Hari di Tengah Aksi Aneh Pengendali, Dugaan Pompom Mencuat

TIM RISET IDX CHANNEL 15/10/2025 10:26 WIB

Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) kembali menjadi sorotan setelah kembali anjlok tajam pada perdagangan Rabu (13/10/2025).

Saham DADA ARB 4 Hari di Tengah Aksi Aneh Pengendali, Dugaan Pompom Mencuat. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) kembali menjadi sorotan setelah kembali anjlok tajam pada perdagangan Rabu (13/10/2025). Analis menilai, ada indikasi terjadinya manipulasi di saham emiten properti dan real estat ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham DADA merosot 14,41 persen atau tepat di batas auto rejection bawah (ARB), menjadi Rp95 per unit, dengan nilai transaksi mencapai Rp2,12 miliar. Di kolom offer, antrean jual tercatat sebanyak 7,76 juta lot pada harga ARB, setara Rp73,69 miliar.

Saat ini, kapitalisasi pasar DADA berada di angka Rp705,90 miliar.

Tekanan jual membuat DADA mengalami ARB empat hari berturut-turut, setelah pekan lalu sempat melonjak hingga Rp240 per unit pada Jumat (10/10), setelah emiten resmi keluar dari papan pemantauan khusus atau Full Call Auction (FCA).

Sebelumnya, DADA masuk papan FCA karena dua alasan: harga rata-rata saham di Pasar Reguler dan/atau Periodic Call Auction berada di bawah Rp51, serta likuiditas yang sangat rendah, dengan nilai transaksi harian rata-rata kurang dari Rp5 juta dan volume di bawah 10.000 saham selama tiga bulan terakhir.

Sejak akhir 2021, saham DADA memang diperdagangkan di bawah Rp51, dan tekanan semakin berat setelah aturan baru bursa diterapkan pada akhir 2023, mendorong harga saham ini semakin terpuruk.

Pada Maret-April 2024, DADA bahkan sempat menyentuh titik terendah di Rp4 per unit.

Namun, mulai Agustus 2025, saham ini mulai bangkit dan melonjak tajam, menembus Rp240 pada akhir pekan lalu. Lonjakan tersebut membuat kinerja saham DADA sepanjang 2025 meroket hingga 1.088 persen, banyak dipicu oleh berbagai rumor pasar yang beredar.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan pentingnya memperhatikan aspek fundamental dan strategi pemegang saham pengendali (PSP) dalam pergerakan harga saham.

“Pentingnya bagi investor untuk melihat performa dari fundamental serta kepentingan owner dalam menaikkan harga sahamnya,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).

Ia menambahkan, berdasarkan data broker summary, tampak adanya pergerakan signifikan dari salah satu broker.

“DADA dilihat dari broker summary, terlihat ada broker yang keluar dalam jumlah besar yang terindikasi sebagai PSP,” kata Michael.

Sebelumnya, menanggapi ramainya rumor terkait saham DADA, Founder WH Project William Hartanto memberikan pandangannya terhadap pola pergerakan harga saham tersebut.

“Ya. Saya ada perhatikan pola perdagangannya, ada indikasi pump and dump di sini, biarpun distribusi sahamnya tidak terlalu besar,” katanya, Senin (13/10/2025).

Pump and dump, atau lebih populer dengan istilah ‘pompom’ di kalangan investor lokal, merupakan praktik manipulasi pasar yang kerap terjadi pada saham-saham berkapitalisasi kecil atau dengan likuiditas terbatas.

Polanya muncul ketika sekelompok pihak mendorong harga saham naik lewat aksi beli dan sentimen positif, lalu melepas saham tersebut secara bertahap saat minat investor ritel mulai memuncak.

William menilai sentimen negatif semakin menguat setelah muncul data penurunan kepemilikan saham oleh pemilik lama.

“Adanya data tentang pengurangan posisi oleh owner memicu panic selling, dan itu bisa jadi pemicu berakhirnya tren saham DADA,” imbuh dia.

Memang, data bursa menunjukkan PT Karya Permata Inovasi Indonesia cukup aktif melepas kepemilikan sahamnya di DADA, terutama sepanjang Juli–Agustus 2025. Sejak awal Agustus hingga 13 Oktober 2025, Karya Permata tercatat melakukan 20 kali aksi jual saham DADA.

Menariknya, meski kerap melepas saham, data KSEI yang dikutip dari Stockbit memperlihatkan Karya Permata juga sesekali melakukan pembelian di tengah tekanan jual, misalnya pada 10 dan 13 Oktober 2025. Tindakan ini terbilang tak lazim mengingat posisinya sebagai PSP.

Kepemilikan Karya Permata pun menyusut dari 4,90 miliar (65,96 persen) menjadi 4,21 miliar (56,62 persen) per 13 Oktober 2025.

William juga merespons kabar target harga fantastis Rp230.000 yang ramai beredar. Dia menegaskan, “Kalau soal target Rp230 ribu itu menurut saya bisa diabaikan, karena target setinggi itu hampir mustahil informasinya sampai ke publik duluan.”

Rumor Bombastis

Sebelumnya, beredar sejumlah rumor tak berdasar di lebih dari sepuluh media online terkait saham DADA.

Beberapa media bahkan menyebut harga saham DADA berpotensi melesat hingga Rp230.000 per saham, didorong rumor masuknya investor asing besar, termasuk Vanguard Group dari Amerika Serikat (AS).

Selain itu, muncul pula rumor mengenai keterlibatan investor asal Jepang yang disebut akan menjadi pintu masuk Vanguard ke pasar Indonesia melalui skema investasi bersama.

Narasi ini kerap dikaitkan dengan rencana proyek besar dan kebijakan pemerintah, sehingga memicu spekulasi tinggi di pasar.

Manajemen Buka Suara

DADA menegaskan tidak memiliki informasi atau fakta material yang belum diungkap ke publik terkait volatilitas harga saham perseroan belakangan ini.

Dalam keterbukaan informasi, pada 30 September 2025, manajemen menyatakan tidak mengetahui adanya hal yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan maupun keputusan investasi pemegang saham, sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 31/POJK.04/2015.

Perseroan juga menegaskan tidak ada informasi baru atau fakta material lain sesuai ketentuan Peraturan I-E. Hingga surat tersebut diterbitkan, tidak terdapat kejadian atau kondisi penting yang dapat memengaruhi harga saham maupun kelangsungan usaha perusahaan.

Manajemen menyebut tidak mengetahui adanya aktivitas atau perubahan kepemilikan saham oleh pemegang saham tertentu yang wajib dilaporkan ke OJK.

Sementara itu, dari sisi operasional, perusahaan tengah menjalankan strategi pemasaran dengan melanjutkan proses serah terima unit di proyek Apple 3 dan pembukaan area komersial Plaza Convill. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis ke depan.

Berdasarkan hasil RUPS dan public expose pada 4 September 2025, pemegang saham utama akan melakukan evaluasi terhadap kepemilikan saham dalam tiga bulan ke depan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE