Saham Defensif, Benarkah Cocok untuk Investor Konservatif?
saham defensif adalah saham yang memberikan dividen yang konsisten dan pendapatan yang stabil terlepas dari keadaan pasar secara keseluruhan.
IDXChannel - Bagi investor pasar modal, tentu tidak asing dengan istilah saham defensif. Saham ini disebut-sebut sangat cocok untuk investor konservatif atau yang lebih memilih menghindari risiko. Benarkah demikian?
Sesuai namanya, saham defensif adalah saham yang memberikan dividen yang konsisten dan pendapatan yang stabil terlepas dari keadaan pasar secara keseluruhan.
Selain arus kas yang kuat, perusahaan-perusahaan ini memiliki operasi yang stabil dan mampu menghadapi kondisi ekonomi yang melemah. Mereka juga membayar dividen, yang dapat memberikan efek meredam harga saham selama penurunan pasar.
Perusahaan seperti Procter & Gamble (P&G), Johnson & Johnson, Philip Morris International, dan Coca-Cola, dianggap sebagai saham defensif.
Namun, apakah Anda sudah bisa memahami saham defensif sepenuhnya?
Melansir Investopedia, saham-saham defensif memang cenderung berkinerja lebih baik dibandingkan pasar yang lebih luas selama resesi. Namun, selama fase ekspansi, kinerja mereka cenderung di bawah pasar.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya beta atau risiko terkait pasar, karena saham defensif biasanya memiliki beta kurang dari 1. Hal inilah yang membuat saham ini cocok untuk investor konservatif.
Sebagai informasi, beta saham adalah salah satu istilah dalam dunia investasi mengenai cara mengukur harga dan tingkat risiko saham di pasar.
Untuk mengilustrasikan beta, saham-saham defensif biasanya memiliki beta 0,5. Jika pasar turun 2% dalam seminggu, bisa diperkirakan saham memang hanya akan turun sekitar 1%.
Namun, jika terjadi kenaikan harga pasar sebesar 2% selama satu minggu, perkiraan kenaikan juga kemungkinan hanya 1%.
Keuntungan Saham Defensif
Saham defensif menawarkan keuntungan konsisten dalam jangka panjang dengan risiko lebih rendah dibandingkan saham lainnya.
Saham-saham defensif secara kelompok memiliki rasio Sharpe yang lebih tinggi dibandingkan pasar saham secara keseluruhan. Hal itu menjadi argumen kuat bahwa saham defensif secara obyektif adalah investasi yang lebih baik dibandingkan saham lainnya.
Warren Buffett juga menjadi salah satu investor terhebat sepanjang masa karena berfokus pada saham-saham defensif. Tidak perlu mengambil risiko berlebihan untuk mengalahkan pasar. Faktanya, membatasi kerugian lewat saham-saham defensif mungkin lebih efektif.
Sisi Lain Saham Defensif
Pada sisi negatifnya, rendahnya volatilitas pada saham-saham defensif tidak menjanjikan keuntungan selama pasar sedang bullish.
Investor yang tidak sabar biasanya akan meninggalkan saham-saham defensif karena frustrasi dengan kinerjanya yang buruk saat pasar sedang cerah.
Sebaliknya, ketika pasar melemah, investor terburu-buru membeli kembali saham defensif, padahal sudah terlambat. Keterlambatan mengoleksi saham defensif tentunya dapat menurunkan tingkat pengembalian investor secara signifikan.
Itulah informasi mengenai saham defensif. Apakah Anda tertarik mengoleksinya?
(NIA)