MARKET NEWS

Saham DEWA Melonjak Belasan Persen, Intip Proyeksi Terbaru

TIM RISET IDX CHANNEL 29/12/2025 10:28 WIB

Saham emiten kontraktor tambang Grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melonjak pada Senin (29/12/2025), seiring menguatnya sentimen pasar terhadap prospek.

Saham DEWA Melonjak Belasan Persen, Intip Proyeksi Terbaru. (Foto: Darma Henwa)

IDXChannel – Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melonjak pada Senin (29/12/2025), seiring menguatnya sentimen pasar terhadap prospek ekspansi dan perbaikan struktur permodalan emiten kontraktor tambang Grup Bakrie tersebut.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.18 WIB, saham DEWA melesat 17,86 persen ke Rp660 per unit. Nilai transaksi mencapai Rp1,17 triliun.

Ini merupakan level tertinggi saham DEWA sejak Desember 2007 silam.

Sepanjang 2025, saham DEWA, bersama saham Grup Bakrie lainnya, reli, dengan kenaikan hingga 490 persen.

Kabar terbaru, PT CGS International Sekuritas Indonesia memborong sekitar 680,3 juta saham DEWA pada 11 Desember 2025. Saham tersebut dibeli dengan harga Rp264 per unit, sehingga nilai transaksi mencapai sekitar Rp179,6 miliar, sebagai bagian dari skema repurchase agreement (repo).

Dengan transaksi ini, porsi kepemilikan saham PT CGS International Sekuritas Indonesia di DEWA meningkat dari sebelumnya 3,86 persen menjadi 5,53 persen.

Sebelumnya, DEWA menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit dengan total nilai Rp1 triliun bersama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Kesepakatan ini dilakukan pada 19 Desember 2025.

Direktur sekaligus Corporate Secretary DEWA Mukson Arif Rosyidi mengatakan, ada dua jenis fasilitas kredit yang diberikan yakni untuk modal kerja dan investasi.

Pertama, kredit modal kerja senilai Rp850 miliar, dengan jangka waktu dua tahun setelah penandatanganan perjanjian fasilitas kredit. Suku bunga efektif 7 persen per tahun.

"Fasilitas kredit modal kerja akan digunakan untuk mengambil alih secara penuh pekerjaan subkontraktor di proyek PT Kaltim Prima Coal, peningkatan volume pekerjaan di proyek PT Arutmin Indonesia dan untuk mendukung pengembangan proyek perseroan ke depan," ujarnya dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (19/12/2025).

Kedua, kredit investasi sebesar Rp150 miliar, dengan angka waktu lima tahun dan suku bunga efektif 7 persen per tahun.

"Fasilitas pinjaman kredit investasi akan digunakan untuk mendukung pembelian unit alat-alat berat baru," kata dia.

Proyeksi Teranyar

(DEWA) kian mematangkan pipa kontrak baru seiring rencana ekspansi operasional pada 2026.

Dalam riset Henan Putihrai (HP) Sekuritas yang terbit 19 Desember 2025, DEWA diproyeksikan akan mengambil alih penuh operasi di tambang Bengalon milik KPC setelah kontrak subkontraktor berakhir pada akhir 2025, dengan area tambang tersebut dijadwalkan dikosongkan pada kuartal I-2026.

Selain Bengalon, manajemen juga mengungkapkan sejumlah peluang kontrak lain, termasuk satu proyek dari Arutmin serta dua potensi kontrak di luar ekosistem KPC-Arutmin.

Untuk mendukung ekspansi tersebut, DEWA tengah mengevaluasi berbagai instrumen utang jangka pendek serta opsi pembiayaan melalui sindikasi pinjaman guna memperkuat likuiditas, baik untuk kebutuhan modal kerja maupun belanja modal (capex).

Langkah ini didukung oleh fleksibilitas neraca yang membaik seiring proses reklasifikasi ekuitas yang tengah berjalan.

HP Sekuritas menilai prospek kinerja DEWA ke depan semakin jelas seiring meningkatnya visibilitas pendapatan dari tambahan kontrak. Proyeksi ke depan diperbarui dengan asumsi pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal) yang lebih tinggi, sekitar 158-164 juta bcm pada periode 2026-2027, sehingga mendorong outlook pendapatan perseroan.

Meski demikian, peningkatan laba diperkirakan tetap terbatas. Penurunan biaya subkontrak memang menopang perbaikan laba kotor, namun kebutuhan capex yang lebih besar untuk pengadaan alat berat berpotensi menahan ekspansi margin.

Dengan demikian, HP Sekuritas masih mengambil sikap konservatif terhadap laba DEWA, di mana estimasi laba 2026 tetap berada di bawah konsensus pasar meskipun proyeksi pendapatan relatif sejalan.

Dari sisi struktur permodalan, proses reklasifikasi ekuitas DEWA juga terus berlanjut. Penyesuaian saldo rugi ditahan telah memperoleh persetujuan prinsip dan kini tengah ditelaah bersama oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan auditor eksternal.

Dalam tinjauan terbaru, OJK menetapkan penyesuaian selisih kurs sebesar Rp2,2 triliun, naik dari sebelumnya Rp2,1 triliun. Manajemen optimistis persetujuan final dapat diperoleh, bersamaan dengan penyelesaian proses impairment aset tidak produktif yang ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025.

HP Sekuritas menilai langkah-langkah tersebut akan memperkuat fleksibilitas jangka panjang DEWA, sekaligus membuka peluang aksi korporasi ke depan, termasuk penerbitan obligasi untuk mendanai ekspansi maupun pembagian dividen guna meningkatkan kepercayaan investor.

Atas dasar itu, HP Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk saham DEWA dengan target harga dinaikkan menjadi Rp750 per saham dari sebelumnya Rp500.

Target tersebut dipatok seiring optimisme terhadap kisah pemulihan kinerja DEWA yang kini ditopang oleh perbaikan neraca dan akselerasi pertumbuhan bisnis. (Aldo Fernando)

 

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE