MARKET NEWS

Saham DSSA Tertekan Usai Laba Bersih Susut 49 Persen

Rahmat Fiansyah 11/09/2025 15:25 WIB

Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) tertekan sepanjang perdagangan Kamis (11/9/2025) usai melaporkan kinerja keuangan semester I-2025.

Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) tertekan sepanjang perdagangan Kamis (11/9/2025). (Foto: Dok. DSSA)

IDXChannel - Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) tertekan sepanjang perdagangan Kamis (11/9/2025). Saham emiten Sinar Mas Group tersebut melaporkan penurunan kinerja pada semester I-2025.

Hingga pukul 15.00 WIB, saham penghuni baru MSCI Global Standard Index itu melemah 8 persen ke level Rp95.325, yang memperpanjang penurunan hingga lebih dari 15 persen dari posisi all-time high (ATH) di level Rp114.150.

Kendati demikian, saham DSSA sejak awal tahun mencetak kenaikan lebih dari 150 persen. Hal ini mendorong nilai kapitalisasi pasar perseroan menjadi Rp729 triliun, menjadikannya masuk ke dalam sepuluh besar saham berkapitalisasi besar (big caps) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam laporan keuangan auditan, DSSA mencatat laba bersih USD97 juta sepanjang Januari-Juni 2025. Angka tersebut turun 49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD190 juta.

Penurunan kinerja bottom line itu sejalan dengan pendapatan usaha yang melemah 13 persen menjadi USD1,32 miliar. Beban pokok pendapatan yang tidak banyak berubah menekan laba kotor DSSA hingga 30 persen menjadi USD480 juta.

Analis Indo Premier Sekuritas (IPOT), Aurelia Barus dan Belva Monica menilai, DSSA saat ini tengah dalam proses transformasi untuk menjadi perusahaan holding andalan Sinar Mas yang fokus pada energi baru terbarukan dan teknologi.

Mereka menilai, DSSA berupaya mengurangi ketergantungan dari batu bara mengingat pada 2024, sebanyak 92 persen pendapatan usaha perseroan masih berasal dari batu bara. Namun, DSSA memiliki arus kas bebas yang kuat sebesar USD290 juta.

"DER masih tetap 0,6 kali, yang memberikan ruang memadai untuk melakukan leverage," kata Aurelia dan Belva dalam riset Agustus 2025.

Di sektor EBT, DSSA fokus mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya dan panas bumi (geothermal), sementara di sektor teknologi, portofolio DSSA juga beragam mulai dari DANA, MyRepublic, hingga kepemilikan saham pada PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL).

DSSA berpeluang meningkatkan kepemilikannya di EXCL menjadi 25 persen pada akhir 2025 lewat konversi convertible bond senilai USD525 juta pada PT Bali Media Telekomunikasi. Bahkan, terdapat potensi tambahan porsi 10 persen saham ke DSSA dengan peluang peningkatan porsi di masa depan.

Di samping itu, DSSA juga memiliki DANA yang berpotensi IPO. DSSA memiliki 25 persen saham DANA, salah satu penyedia e-wallet terbesar di Indonesia. Sementara 75 persen sisa sahamnya dimiliki Alibaba Group.

Untuk EBT, DSSA tengah dalam proses eksplorasi geothermal di tiga lokasi di Jawa Barat dengan kapasitas 140 MW plus potensi hingga 400 MW di masa depan.

"DSSA juga memiliki fasilitas panel surya dan manufaktur modul dengan kapasitas 1 GW, yang bisa ditingkatkan menjadi 2 GW, dan memiliki unit usaha di bidang pengembangan Solar PV," kata analis IPOT.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE