Saham Emiten Rokok Belakangan Mulai Memerah, Tanda Kejayaan Bakal Usai?
Saham sejumlah emiten rokok kembali memerah setelah cenderung memerah selama dua hari belakangan.
IDXChannel – Saham sejumlah emiten rokok yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) memerah pada pagi ini, Senin (13/2/2023).
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (13/2) pukul 09.54, harga saham GGRM merosot 1,03 persen ke level Rp26.550 per saham.
Sementara, saham HMSP juga terkoreksi hingga 1,84 persen menjadi Rp1.065 per saham. Terakhir, saham WIIM mencatatkan kontraksi paling dalam yakni mencapai minus 2,89 persen ke level Rp840 per saham.
Memerahnya saham-saham emiten rokok terjadi setidaknya sejak Jumat (10/2/2023). Pada perdagangan periode tersebut, harga saham WIIM merosot hingga 2,26 persen ke level Rp865 per saham.
Bernasib sama, saham GGRM juga terkontraksi sejak perdagangan Jumat (10/2/2023). Penurunan harga saham GGRM di periode ini mencapai 0,46 persen ke level Rp26.500 per saham.
Di samping itu, laporan CGS CIMB pada Februari 2023 menyebutkan, volume industri rokok mencatatkan kemerosotan menjadi Rp74,8 miliar pada kuartal IV 2022.
Angka tersebut sudah turun sebesar 10 persen secara kuartalan dan 5,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Kami mempertahankan pandangan negatif kami terhadap emiten-emiten rokok mengingat volume industri yang terimbas dampak negatif dari penyesuaian harga jual agresif di kuartal IV-2022," tulis CGS CIMB.
CGS CIMB juga menilai, pemain rokok menaikkan harga jual secara besar-besaran pada kuartal IV-2022 setelah penyesuaian yang lambat pada semester I-2022.
"Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, tampaknya pemain rokok akan menaikkan harga jualnya secara signifikan di kuartal I-2023," tulis laporan tersebut.
CGS CIMB melaporkan, GGRM telah melakukan penyesuaian harga untuk produknya Gudang Garam Int’l Filter dan Surya Coklat sekitar 4-5 persen per Januari 2023.
Sementara, produk utama HMSP telah melakukan penyesuaian dengan kenaikan harga sekitar 2-4 persen per Januari 2023.
Di sisi lain, BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya bertajuk Equity Snapshot yang dirilis pada Jumat (10/2) menyebutkan, HMSP telah melaporkan penurunan volume penjualan sebesar 3,7 persen secara yoy sebesar 21,2 miliar batang.
Hal ini berdampak pada volume penjualan HMSP yang hanya tumbuh 4,8 persen menjadi 86,8 miliar batang, lebih rendah dari proyeksi BRI Danareksa, yaitu sebesar 6,8 persen yoy.
‘Rajin’ Reli di Awal 2023
Kendati kompak merosot pada peragangan Senin (13/2) pagi, saham-saham emiten rokok ‘rajin’ reli di awal 2023. Melansir data BEI pada sesi I, Senin (13/2), secara year to date (YTD) saham GGRM sudah terkerek hingga 47,22 persen.
Sementara, dalam sepekan terakhir, saham emiten rokok ini masih menguat 13,63 persen. Bahkan, dalam sebulan terakhir saham GGRM sudah melambung hingga 53,03 persen.
Di samping itu, raksasa rokok lainnya, yakni HMSP juga mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan secara YTD, yaitu mencapai 27,98 persen. Selain dua raksasa rokok yang telah disebutkan di atas, saham WIIM juga melambung sepanjang 2023.
BEI mencatat, harga saham WIIM sudah terkerek 34,13 persen secara YTD. Adapun, dalam sebulan terakhir, saham emiten ini juga melesat hingga 30 persen kendati dalam seminggu belakangan hanya menguat sebesar 0,60 persen. (TSA)