Saham Emiten Tambang Boy Thohir Terbang Tinggi, ADMR Tembus 280 Persen Sepekan
Usai melakukan IPO, saham emiten pertambangan metalurgi milik Garibaldi 'Boy' Thohir, belum juga memperlihatkan tanda-tanda berhenti.
IDXchannel - Usai melakukan IPO, saham emiten pertambangan metalurgi milik Garibaldi 'Boy' Thohir, belum juga memperlihatkan tanda-tanda berhenti. Bahkan, sampai hari ini terus terbang tinggi hingga 280 persen dalam sepekan terakhir.
Ya, PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) tak henti-hentinya mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (7/1/2022). ADMR menambah penguatan 76 poin atau 25,00% di level Rp380 per saham. Kenaikan emiten ini tak main-main, sebab sejak IPO pada 3 Januari 2022, ADMR tak sekalipun ditutup di zona merah.
Dalam sepekan penuh, ADMR telah meroket 280% dari harga perdananya di Rp100 per saham. Kenaikan sore ini membawa ADMR mencetak rekor tertingginya sepanjang masa / all time high, sekaligus menempatkannya dalam jajaran top gainers akhir pekan.
Sejak pembukaan hingga penutupan hari ini (7/1), investor diketahui melakukan transaksi sebanyak 19,25 juta lembar saham dengan nilai sebesar Rp7,31 miliar. Asing terpantau memanfaatkan momen kenaikan ini dengan aksi jual sebanyak Rp15,66 juta, menambah akumulasi net-sellnya sebanyak Rp6,67 miliar dalam sepekan.
Diketahui, anak usaha Adaro Energy tersebut menerbitkan sekitar 6.048.580.000 saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Jumlah tersebut setara dengan 15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Berdasarkan prospektus, perseroan menetapkan harga perdana Rp100 per saham. Dengan demikian, perseroan menargetkan raihan dana segar mencapai Rp604,86 miliar.
Dalam menjalankan usahanya, perseroan dan entitas anaknya mendapat dukungan dari rantai pasokan yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan transshipment area.
Adapun dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi tersebut, masing-masing dari 5 perusahaan anak mempunyai konsesi tambang berdasarkan PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dengan total luas 146.579 hektar.
Pada tahun 2020, entitas anak perseroan memproduksi batu bara sebesar 1,88 juta ton, atau 70% di atas produksi pada tahun 2019 yang mencapai 1,1 juta ton.
Seluruh batu bara yang diproduksi pada tahun 2020 merupakan batu bara metalurgi jenis Hard Coking Coal (HCC) dari konsesi Maruwai yang memulai produksi pada tahun 2019. Per tanggal 31 Agustus 2021, keseluruhan konsesi PKP2B tersebut memiliki sumber daya sebesar 980,0 juta ton dan cadangan sebesar 170,7 juta ton batubara metalurgi yang berkualitas tinggi. (TYO)