Saham Evergrande Hilang dari Bursa Hong Kong, Ini Sebabnya?
Setelah gagal melakukan pelunasan utang, saham China Evergrande Group akhirnya dicabut sementara dari bursa Hong Kong.
IDXChannel - Setelah gagal melakukan pelunasan utang, saham China Evergrande Group akhirnya dicabut sementara dari bursa Hong Kong. Harga saham emiten pengembang properti terkemuka ini berhenti di level HKD1,59 pada Senin (3/1/2021).
Pantauan MNC Portal Indonesia, sepanjang tahun ini (1 Januari-31 Desember 2021), harga saham Evergrande ambrol -89,33% dari level HKD14,80 yang dicapai awal 2021. Manajemen Evergrande menyatakan akan ada pengumuman lebih lanjut dari internal perusahaan menyusul pemberhentian transaksi efek.
"Atas permintaan perusahaan, perdagangan saham perusahaan dihentikan pada pukul 09:00 pada tanggal 3 Januari 2022 menunggu rilis perusahaan yang berisi pengumuman internal," kata manajemen dalam sebuah pernyataan singkat di Bursa Hong Kong, dikutip dari AFP, Senin (3/1/2022).
Evergrande, yang dikenal sebagai emiten pengembang banyak utang ini sedang berjuang untuk membayar lebih dari USD300 miliar kewajiban finansialnya, termasuk hampir USD20 miliar obligasi di pasar internasional yang dianggap macet oleh perusahaan pemeringkat pada bulan lalu.
Belakangan ini, Evergrande telah melewatkan kewajiban pembayaran kupon obligasi baru senilai USD255 juta yang jatuh tempo pada Selasa lalu dengan masa tenggang 30 hari.
Perusahaan dilaporkan telah membentuk manajemen risiko yang melibatkan sejumlah anggota dari perusahaan negara, dan mengatakan bakal bernegosiasi aktif dengan krediturnya.
Menurut media lokal pada 30 Desember 2021, pemerintah kota di wilayah Hainan China telah memerintahkan Evergrande untuk menghancurkan 39 bangunan tempat tinggalnya dalam waktu 10 hari. Hal ini terjadi karena area komplek bangunannya dianggap ilegal.
Bangunan-bangunan tersebut membentang lebih dari 435.000 meter persegi di mana manajemen masih belum memberi tanggapan ihwal perkembangan tersebut.
Pada Jumat lalu (31/12), Evergrande merencanakan untuk membayar utang investor berbentuk produk aset yang mereka kelola. Adapun perusahaan menyebut angka 8.000 yuan atau setara USD1.257 per bulan sebagai pembayaran pokok selama tiga bulan, terlepas dari tanggal jatuh tempo.
Analis menilai langkah tersebut justru bakal memperparah tekanan likuiditasnya. "Pasar memang sedang mengamati langkah Evergrande melepas asetnya untuk membayar utang, tetapi proses ini akan memakan waktu," kata Direktur Strategi Investasi Tiger Faith Asset Management, Conita Hung, dilansir Reuters, Senin (3/1/).
"Dan instruksi dari pemerintah kota untuk membongkar bangunan di Hainan akan melukai kepercayaan pembeli rumah yang tetap memakai nama perusahaan," lanjutnya.
Manajemen Evergrande mengatakan pada pekan lalu bahwa 91,7% dari proyek tingkat nasionalnya telah melanjutkan kembali pembangunan. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan banyak proyek dihentikan karena pengembang gagal membayar pemasok material dan kontraktornya. (TYO)