Saham Farmasi-RS PYFA hingga KAEF Anjlok, Tak Lagi Khawatir Covid?
Saham emiten kesehatan, termasuk farmasi dan rumah sakit (RS) ditutup ambles pada perdagangan Jumat (5/1/2024).
IDXChannel – Saham emiten kesehatan, termasuk farmasi dan rumah sakit (RS) ditutup ambles pada perdagangan Jumat (5/1/2024). Indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) pun menjadi losers sektoral usai turun 0,78 persen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) terjun bebas 11,86 persen ke Rp1.115 per saham. Ini melanjutkan penurunan 6,30 persen pada Kamis (4/1) usai sempat melonjak 16,38 persen pada Rabu (3/1).
Saham emiten peralatan medis PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) juga terkena tekanan jual, usai ambles 7,24 persen. Ini membuat kinerja saham IRRA melorot 8,44 persen sepekan.
Saham emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) juga longsor masing-masing 6,99 persen dan 3,57 persen.
Saham emiten produsen masker Evo Plusmed PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) dan anak usaha KAEF PT Phapros Tbk (PEHA) pun melorot, masing-masing minus 6,56 persen dan 2,36 persen.
Demikian pula, saham OMED dan KLBF turut tergerus 0,98 persen dan 0,63 persen.
Selain itu, saham emiten RS dan laboratorium juga ikut ditutup di zona merah. Saham SRAJ melemah 2,74 persen, SILO 2,45 persen, RSCH 1,63 persen, BMHS 1,24 persen, PRIM 1,14 persen, PRDA 0,93 persen,hingga MIKA 0,77 persen.
Sebelumnya, saham-saham kesehatan bergerak ke utara pada tengah Desember lalu seiring investor mengantisipasi tren kenaikan kabar infeksi Covid-19 varian anyar di Tanah Air.
Selama Desember, terjadi lonjakan kasus Covid-19 dengan varian JN.1 di Singapura dan China, dan Indonesia.
Tren kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 terdeteksi sejak awal Desember dan semakin tampak pada pertengahan bulan itu. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sumber: infeksiemerging.kemkes.go.id
Per Kamis (4/1), kasus konfirmasi Covid-19 harian di RI tercatat 404, kasus sembuh harian 420, kasus meninggal 5, dan total kasus aktif 2.438.
Sebelumnya, pada akhir Desember lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, meski kasus konfirmasi Covid-19 harian cenderung meningkat, tetapi secara keseluruhan masih relatif aman. Bahkan, kondisi ini diharapkan dapat terus terkendali sehingga tidak terjadi lonjakan yang terlalu tinggi.
“Saat ini, relatif aman, belum ada kenaikan yang cukup besar yang kita lihat di negara tetangga kita terpantau relatif turun. Saya berharap mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama lagi, itu terjadi di kita,” kata Budi dalam keterangan resminya, Senin (25/12/2023).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum lama ini mengimbau masyarakat agar segera melakukan vaksinasi booster, sebagai upaya pencegahan dan perlindungan dari penyakit Covid-19.
Bahkan, dalam informasi terbarunya, saat ini pemerintah telah menetapkan vaksinasi gratis untuk kelompok rentan yang masih memiliki risiko fatalitas dan kematian akibat Covid-19.
Menyikapi persoalan tersebut, Dokter sekaligus Peneliti asal Universitas Griffith Australia, dr Dicky Budiman menjelaskan, alasan vaksinasi Covid-19 menjadi sangat penting karena dapat memberikan proteksi pada kelompok rawan seperti lansia, seseorang dengan komorbid, dan lain-lain. Sebab, dampak dari terinfeksi Covid-19 akan menjadi serius apabila mengenai penderita.
“Kalau dia (penderita) belum mempunyai imunitas bisa fatal. Kalau juga belum punya imunitas positif maka ia akan positif terkena long Covid-19 (Covid-19 jangka panjang), serta mengalami dampak serius dalam bentuk penurunan fungsi organ tubuh itu sangat besar,” kata dr Dicky, dikutip dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024). (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.