MARKET NEWS

Saham GOTO-BUKA Cs Tokcer di Awal 2023, Pegang Saham Tekno Bisa Cuan?

Melati Kristina - Riset 14/02/2023 15:10 WIB

Selain efisiensi, emiten-emiten tekno juga perlu meningkatkan kinerjanya untuk mengurangi risiko non-profitabilitas dari emiten tersebut.

Saham GOTO-BUKA Cs Tokcer di Awal 2023, Pegang Saham Tekno Bisa Cuan? (foto: MNC Media)

Saham sektor tekno dari GOTO, EMTK, hingga BUKA melambung di awal 2023 yang bisa jadi pertanda baik bagi kierja saham tekno kedepannya.

IDXChannel – Sejumlah saham emiten teknologi atau tekno dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT WIR Asia Tbk (WIRG), hingga PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melambung sepanjang 2023.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (14/2/2023) pukul 13.43 WIB, WIRG mencatatkan kenaikan harga saham tertinggi secara year to date (YTD), yakni mencapai 45,53 persen. 

Menyusul WIRG, saham GOTO juga ikut terkerek hingga 29,67 persen sepanjang 2023. Terkereknya saham GOTO juga diiringi dengan kinerja keuangan yang diprediksi bakal solid di tahun ini.

Menurut laporan CLSA pada 30 Januari 2023, GOTO memiliki peluang peningkatan net take rate yang lebih cepat dari tahun lalu bila emiten ini berhasil mengurangi strategi bakar uang atau cash burn. 

Namun demikian, GOTO diprediksi akan mengalami perlambatan pertumbuhan Gross Merchendise Value (GMV) pada tahun ini.

Kendati demikian, upaya perusahaan dalam melakukan monetisasi bisnis dapat meredam dampak penurunan GMV tersebut.

Selain mengalami perlambatan pertumbuhan GMV, CLSA juga memprediksi Gross Transaction Value (GTV) dari emiten ini juga bakal melambat, meskipun secara kinerja keseluruhan hingga pendapatan bersih dari GOTO tidak mengalami penurunan. 

Sehingga, GOTO dapat meningkatkan penadapatan kotor maupun pendapatan bersihnya lebih cepat dibandingkan perkiraan CLSA pada 2022 lalu dengan tingkat pertambahan pendapatan yang sama dengan tahun lalu.

Selain kedua emiten tekno di atas, beberapa emiten tekno lainnya juga mencatatkan pertumbuhan harga saham yang menghijau sepanjang 2023. 

Saham-saham tersebut adalah PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX), BUKA, hingga PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). 

Menurut data BEI pada lanjutan sesi II, Selasa (14/2), saham DMMX melesat hingga 13,13 persen. Sementara saham BUKA dan EMTK masing-masing terapresiasi hingga 9,92 persen dan 6,31 persen. (Lihat grafik di bawah ini)

Sektor Tekno Bisa Cuan di 2023?

Terkait dengan industri tekno secara keseluruhan, saham sektor tekno diprediksi dapat mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seiring dengan kinerjanya yang outperform atau kenaikan harga sahamnya bisa melebihi rata-rata pasar.

Adapun, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengungkapkan, performa saham tekno di awal tahun sangat outperform didorong oleh potensi pelaksanaan pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed sesuai dengan ekspektasi investor. 

"Bila sesuai ekspektasi, investor akan meningkatkan risk apetite dalam berinvestasi di pasar saham yang bisa meningkatkan profitabilitas dari portofolio investor dan tentunya bisa jadi katalis positif bagi kategori saham ini," kata Nafan, dalam wawancara dengan IDX Channel, Selasa (14/2/2023).

Nafan melanjutkan, investor akan mengapresiasi saham tekno seiring meredanya sentimen tech winter, penerapan pengetatan kebijakan kebijakan moneter yang menyebabkan melandainya inflasi dilanjutkan dengan risiko stagflasi dan resesi yang mereda.

"Sehingga, hal tersebut meningkatkan apetite dari investor yang memberikan efek domino positif bagi kinerja saham-saham di indeks IDXTechno sehingga bisa outperform dan mengungguli IHSG," jelas Nafan.
 
Sedangkan, mengenai prospek emiten-emiten tekno, saat ini investor sedang menantikan rilis laporan keuangan pada tahun 2022 yang tentunya jadi katalis positif untuk saham industri ini. 

Menurut Nafan, sektor tekno yang sudah pasti membukukan laba adalah EMTK. Sementara, GOTO dan BUKA belum dapat membukukan laba karena membutuhkan waktu untuk meraih keuntungan dengan meningkatkan efisiensi bisnis. 

Di samping itu, Nafan berpendapat, sektor tekno harus dapat memanfaatkan momentum dalam meningkatkan performanya. Selain efisiensi, emiten-emiten tekno juga perlu meningkatkan kinerjanya untuk mengurangi risiko non-profitabilitas dari emiten tersebut.

"Tahun ini emiten tekno mungkin belum bisa mencapai profitabilitas. Namun, tahun depan bisa diupayakan untuk mencapai ini dengan komitmen dari emiten untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi," kata Nafan.
 
Oleh karena itu, emiten tekno perlu meningkatkan GMV dan GTVnya agar bisa menekan non-profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang agar dapat menunjukkan kinerja secara optimal kepada investor. (TSA)

SHARE