MARKET NEWS

Saham GOTO Tiba-Tiba Melesat, Apa yang Terjadi?

TIM RISET IDX CHANNEL 08/12/2025 12:17 WIB

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menguat signifikan hingga penutupan sesi I, Senin (8/12/2025).

Saham GOTO Tiba-Tiba Melesat, Apa yang Terjadi? (Foto: GoTo)

IDXChannel – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menguat signifikan hingga penutupan sesi I, Senin (8/12/2025).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO melesat 7,81 persen ke Rp70 per unit. Nilai transaksi mencapai Rp667,70 miliar.

Dalam sebulan, saham GOTO naik 13,11 persen, tetapi masih terkoreksi 1,43 persen dibandingkan awal 2025.

Patrick Walujo Mundur

Kabar terbaru, pada akhir November lalu, GOTO mengumumkan rencana suksesi kepemimpinan dalam jajaran direksi perseroan.

Hans Patuwo yang saat ini menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) GoTo, dinominasikan untuk menduduki posisi Direktur Utama & Chief Executive Office (CEO) GoTo, menggantikan Patrick Walujo.

Informasi mengenai rencana suksesi kepemimpinan ini disampaikan oleh perseroan melalui keterbukaan informasi di website resmi BEI, pada 24 November 2025.

Dalam keterangannya, perseroan menjelaskan pergantian pucuk pimpinan ini merupakan bagian dari suksesi yang telah dipersiapkan secara matang.

Tujuannya memastikan stabilitas, kesinambungan strategi, dan penguatan eksekusi operasional seiring GoTo memasuki fase pertumbuhan berikutnya menuju profitabilitas berkelanjutan.

Semua keputusan final mengenai perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris ini akan diresmikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang direncanakan digelar pada 17 Desember 2025 mendatang.

Soal Merger dengan Grab

Analis Citi Research Ferry Wong dan Ryan Davis menilai, dikutip Dow Jones Newswires, pada 24 November 2025, restrukturisasi manajemen di GoTo berpotensi memperbesar peluang persetujuan regulator atas rencana merger dengan Grab.

Dalam sebuah catatan riset, keduanya menyebut eksekusi masih menyisakan risiko, namun perombakan manajemen memberi sinyal positif bagi proses penggabungan kedua perusahaan.

Spekulasi mengenai kemungkinan konsolidasi dua raksasa ride-hailing itu kembali mencuat. Baik GoTo maupun Grab belum memberikan konfirmasi apa pun, tetapi pembicaraan pasar semakin ramai setelah muncul kabar bahwa Danantara, sovereign wealth fund (SWF) Indonesia, ikut terlibat dalam penjajakan.

Wong dan Davis menilai kehadiran Danantara menunjukkan sentimen pemerintah yang kian mendukung.

“Kehadiran Danantara sebagai investor netral yang berafiliasi dengan negara akan meredakan kekhawatiran soal monopoli, terutama dengan mempertimbangkan proyeksi pangsa pasar 90 persen dari entitas gabungan di layanan ride-hailing dan pengantaran makanan,” ujar mereka.

Pada awal November lalu, GoTo kembali menegaskan belum ada keputusan ataupun kesepakatan terkait kemungkinan kesepakatan dengan Grab.

Peluang Cetak Laba Bersih di 2026

GOTO dinilai berada di jalur yang tepat untuk membukukan laba bersih pertamanya pada tahun buku 2026. Analis CGS International (CGSI) menyebut bisnis layanan keuangan kini menjadi pendorong pertumbuhan utama perusahaan.

Dalam riset terbarunya, CGSI memperkirakan segmen tersebut akan menyumbang sekitar 60 persen terhadap perbaikan adjusted EBITDA GoTo pada 2026. Selain itu, segmen on-demand (ODS) juga disebut berhasil mempertahankan pertumbuhan laba dasar berkat efisiensi biaya operasional.

CGSI menilai prospek saham GOTO bisa semakin positif apabila rencana merger dengan Grab benar-benar terwujud, yang berpotensi menjadi katalis kenaikan harga saham.

Lembaga riset tersebut kembali meliput saham GoTo dengan rekomendasi add, mengutip membaiknya proyeksi kinerja perseroan. Target harga ditetapkan pada level Rp77. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE