MARKET NEWS

Saham Haji Isam JARR-TEBE Cs Terpukul usai Reli Panjang, Ada Apa?

TIM RISET IDX CHANNEL 20/10/2025 07:35 WIB

Saham emiten milik pengusaha asal Kalimantan Andi Syamsudin Arsyad alias Haji Isam atau Haji Isam, tengah mengalami tekanan.

Saham Haji Isam JARR-TEBE Cs Terpukul usai Reli Panjang, Ada Apa? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten milik pengusaha asal Kalimantan Andi Syamsudin Arsyad alias Haji Isam atau Haji Isam, tengah mengalami tekanan. Setelah reli panjang, pergerakan saham kini menukik tajam di tengah aksi jual yang tinggi.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) anjlok 42,28 persen dalam sepekan terakhir dan ditutup di level Rp4.300 per unit pada Jumat (17/10/2025). Meski demikian, dalam sebulan terakhir saham JARR masih melonjak 159,04 persen, dan sejak awal tahun (year to date/YtD) telah meroket 1.287,10 persen.

Setali tiga uang, saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) juga melemah tajam 35,57 persen dalam sepekan menjadi Rp17.300 per unit. Padahal, dalam sebulan terakhir saham PGUN sempat melesat 239,22 persen, bahkan sepanjang tahun ini sudah terbang 3.980,19 persen.

Penurunan serupa juga dialami PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE). Saham TEBE merosot 35,19 persen dalam sepekan dan ditutup di level Rp2.670 per unit pada Jumat lalu. Meski begitu, secara bulanan saham ini masih naik 37,63 persen dan secara YtD mencatat kenaikan 327,20 persen.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai penurunan harga saham-saham milik Haji Isam merupakan hal yang wajar setelah reli tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

“Pergerakan yang cukup lumrah jika kita melihat dari rally kemarin,” ujar Michael, Kamis (16/10/2025) lalu.

Dari sisi teknikal, Michael menilai tren masih dalam kondisi sehat selama tidak menembus level penting sebelum reli. “Secara teknikal, pergerakan ini masih tergolong baik, karena tidak menembus batas sebelum rally,” katanya.

Michael juga menyoroti beberapa level krusial yang perlu diperhatikan pada masing-masing saham, yakni JARR di 4.290, TEBE di 2.000, dan PGUN di 10.000.

Kabar TEBE

Kabar teranyar, TEBE menargetkan volume throughput sebesar 7 juta metrik ton (MT) sepanjang 2025, dengan proyeksi laba sebelum pajak sekitar Rp96 miliar. Target tersebut disampaikan dalam paparan publik insidentil yang digelar pada 1 Oktober 2025.

Perseroan menyampaikan bahwa rencana pengembangan anak usaha PT Talenta Bumi Energi belum dapat dijabarkan karena pengendali baru masih menjajaki rencana bisnis dari PT Dana Brata Luhur Tbk Group. Untuk saat ini, TEBE fokus pada bisnis jasa kepelabuhanan dan belum memiliki rencana ekspansi ke sektor pertambangan maupun investasi kepemilikan kapal.

Dengan masuknya PT Dua Samudera Perkasa sebagai pengendali baru, TEBE optimistis dapat memperkuat sinergi bisnis.

Pengalaman pengendali baru di bidang kepelabuhanan diharapkan mendukung pengembangan anak usaha PT Pelabuhan Talenta Bumi, yang telah memperoleh perjanjian konsesi dari KSOP Kelas I Banjarmasin untuk mengelola Terminal Pelabuhan Talenta Bumi.

Langkah ini memperluas cakupan usaha TEBE, tidak hanya pada komoditas batu bara, tetapi juga komoditas lainnya. Perseroan menegaskan bahwa rencana pengembangan logistik atau usaha baru akan diumumkan jika sudah ada kepastian.

TEBE juga menekankan bahwa pergerakan harga saham saat ini sepenuhnya dipengaruhi mekanisme pasar, dan baik perseroan maupun pemegang saham afiliasi tidak mengetahui aktivitas transaksi saham yang terjadi.

JARR

Kemudian, JARR menegaskan tidak memiliki lahan kelapa sawit yang berada di kawasan hutan tanpa perizinan. Hal ini disampaikan sebagai tanggapan atas permintaan klarifikasi Bursa Efek Indonesia tertanggal 9 Oktober 2025.

Perseroan juga menyatakan tidak pernah menerima surat pemberitahuan, tagihan, maupun sanksi administratif dari Satgas Penguatan Tata Kelola Hutan, KLHK, Kejaksaan Agung, maupun instansi terkait lainnya. Karena itu, tidak ada potensi denda maupun dampak terhadap laporan keuangan perusahaan.

JARR tidak memiliki strategi atau target waktu penyelesaian legalitas lahan, sebab tidak ada lahan yang bermasalah. Meski demikian, perusahaan memastikan seluruh kegiatan operasional perkebunan telah sesuai perizinan dengan memperkuat aspek legalitas internal.

Terkait risiko penyitaan atau pengambilalihan lahan, JARR menegaskan akan memperkuat legalitas dan operasional. Perusahaan juga menyatakan bahwa harga saham ditentukan oleh mekanisme pasar dan sentimen publik.

PGUN

Sementara, dalam tanggapan atas permintaan penjelasan bursa pada 13 Oktober 2025, PGUN juga menegaskan tidak memiliki lahan kelapa sawit yang berada di kawasan hutan tanpa izin.

Namun, sebagian lahan seluas 16.404 hektare yang sebelumnya dimiliki PT Senabangun Anekapertiwi—dan telah bergabung dengan PGUN sejak 2022—belakangan terindikasi masuk kawasan hutan setelah adanya penetapan baru oleh pemerintah pada 2021.

Perusahaan menyampaikan, saat penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) tahun 1998, lahan tersebut belum termasuk kawasan hutan.

Karena itu, PGUN meyakini tidak ada dasar hukum untuk pengenaan denda. Hingga kini, perseroan belum menerima surat tagihan atau sanksi dari Satgas Penguatan Tata Kelola Hutan, KLHK, maupun Kejaksaan Agung.

PGUN saat ini fokus menyelesaikan status legalitas lahan melalui mekanisme Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH) sesuai Undang-Undang Cipta Kerja. Penyelesaian ditargetkan berlangsung bertahap dalam 12 hingga 18 bulan ke depan, dimulai Oktober 2025.

Perusahaan juga memperkuat langkah internal seperti verifikasi dokumen, pemutakhiran data spasial, dan koordinasi intensif dengan instansi terkait. PGUN menilai risiko denda maupun penertiban lahan tidak material terhadap kelangsungan usaha dan harga saham, karena pengelolaan lahan telah dilakukan dengan izin yang sah. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE