Saham Induk FamilyMart Merosot Imbas Ancaman Boikot
Saham induk jaringan toko serba ada (toserba) terkemuka FamilyMart, Itochu Corp, tergelincir pada perdagangan Selasa (6/2/2024).
IDXChannel - Saham induk jaringan toko serba ada (toserba) terkemuka FamilyMart, Itochu Corp, tergelincir pada perdagangan Selasa (6/2/2024).
Ini seiring Itochu Corp sempat terancam boikot imbas relasinya dengan perusahaan berbasis Israel, Elbit Systems Ltd.
Usai McDonald dan Starbucks, kini FamilyMart juga terancam mendapat hujatan warganet dampak relasi bisnis perusahaan induknya tersebut.
Setelah ramai seruan boikot dan pengumuman berakhirnya kerja sama dengan Elbit Systems Ltd, saham Itochu yang listing di bursa Jepang merosot 1,99 persen hingga pukul 12.33 WIB. (Lihat grafik di bawah ini.)
Sebelumnya, pada Senin (5/2), saham Itochu juga ditutup di zona merah dengan melemah 1,44 persen.
Untuk menenangkan investor dan warganet, Itochu Corp akhirnya akan mengakhiri kerja sama strategisnya dengan perusahaan pertahanan Israel tersebut pada akhir Februari ini dengan alasan perang di Gaza.
Kepala Keuangan Itochu, Tsuyoshi Hachimura mengatakan, perusahaan memutuskan untuk mengakhiri kerja sama ini setelah Mahkamah Internasional memerintahkan Israel mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina dan melindungi warga sipil.
“Dengan mempertimbangkan perintah Mahkamah Internasional pada 26 Januari, dan bahwa Pemerintah Jepang mendukung peran Pengadilan Dunia tersebut, kami telah menangguhkan MOU tersebut, dan berencana untuk mengakhiri MOU tersebut pada akhir Februari,” terang Hachimura.
Melansir Reuters Senin (5/2/2024), Itochu Aviation, Elbit Systems, dan Nippon Aircraft Supply (NAS) menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama strategis pada Maret 2023.
“Kemitraan ini didasarkan pada permintaan dari Kementerian Pertahanan Jepang dengan tujuan mengimpor peralatan pertahanan Israel," kata Hachimura.
Kinerja Itochu Corp
Diketahui Itochu mengakuisisi FamilyMart pada tahun 2020 lalu melalui penawaran tender. Itochu mengatakan total kepemilikannya di FamilyMart akan meningkat menjadi 65,7 persen dari sebelumnya 50,1 persen setelah menyelesaikan penawaran tender.
Namun harga penawaran ditetapkan di bawah kisaran ¥2,472 hingga ¥3,040 yang diperkirakan pihak yang meninjau kesepakatan tersebut.
Sebelumnya, Itochu Corp sudah menghabiskan USD1,1 miliar untuk meningkatkan kepemilikannya di jaringan toko swalayan terbesar kedua di negara Jepang itu menjadi 50,1 persen dari kepemilikan sebelumnya sebesar 41,5 persen.
FamilyMart menawarkan lebih dari 2.500 produk mulai dari ayam goreng hingga kue sus coklat, dan grup tersebut baru-baru ini membuka gym 24 jam pertamanya.
Adapun lini bisnis Itochu bervariasi dan merupakan salah perusahaan trading terbesar di Jepang. Lini bisnis mencakup berbagai sektor, termasuk jaringan toko FamilyMart.
Per 31 Desember 2023, FamilyMart memiliki gerai internasional sejumlah 7.764 dan gerai di Jepang mencapai 16.370.
Pada tahun fiskal 2022, FamilyMart mengoperasikan sekitar 24,5 ribu jaringan toko di seluruh dunia, sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Mayoritas toko berlokasi di Jepang, sedangkan bisnis di luar negeri dilakukan oleh perusahaan waralaba lokal.
Di Indonesia, FamilyMart dioperasikan oleh Wings Group yang dipimpin oleh Eddy William Katuari sebagai Presiden Direktur dan memiliki harta kekayaan mencapai USD930 juta atau setara dengan Rp13,9 triliun. Wings Group menjalankan FamilyMart lewat anak usahanya, PT Fajar Mitra Indah.
Itochu juga melaporkan penurunan laba bersih sebesar 10,3 persen pada April-Desember 2023 karena rendahnya harga batu bara dan pulp serta keuntungan yang lebih kecil dari perdagangan energi.
Perusahaan ini membukukan keuntungan sebesar JPY611,7 miliar yen dalam sembilan bulan hingga akhir Desember 2023 dibandingkan dengan JPY682,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan tahun fiskal 2023, Itochu melaporkan kenaikan beban penjualan, umum dan administrasi sebesar 5,4%, atau 72,4 miliar yen, dibandingkan tahun fiskal sebelumnya menjadi 1.419,1 miliar yen (USD10,63 miliar), karena peningkatan beban akibat pertumbuhan pendapatan yang stabil dan depresiasi yen.
Sebagian diimbangi oleh penurunan karena konversi FamilyMart Taiwan menjadi investasi yang dicatat dengan metode ekuitas dari anak perusahaan yang dikonsolidasi pada akhir kuartal pertama tahun fiskal sebelumnya.
Perusahaan trading tersebut mempertahankan perkiraan laba setahun penuh hingga akhir Maret 2024 sebesar JPY800 miliar, di bawah perkiraan rata-rata JPY821 miliar dalam jajak pendapat terhadap 9 analis yang dikumpulkan oleh LSEG. (ADF)