MARKET NEWS

Saham INET Kembali Beredar di Papan FCA, Ini Proyeksi Analis

Cahya Puteri Abdi Rabbi 10/12/2025 12:06 WIB

Saham INET kembali dibuka pada Rabu (10/12/ 2025) setelah digembok selama empat hari perdagangan.

Saham INET Kembali Beredar di Papan FCA, Ini Proyeksi Analis (Foto: dok Freepik)

IDXChannel - Suspensi saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) dan Waran Seri I (INET-W) kembali dibuka pada Rabu (10/12/ 2025) setelah digembok selama empat hari perdagangan.

Seiring dengan beredarnya INET di papan full-call auction (FCA), Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi speculative buy untuk saham tersebut dan menaikkan target harga secara signifikan ke level Rp1.350 per saham, yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 74,2 persen dari harga terakhir Rp775.

“Kenaikan target harga yang fantastis ini didasarkan pada perbaikan estimasi laba dan kinerja perusahaan yang kuat, terutama pada kuartal ketiga tahun 2025,” tulis Samuel Sekuritas dalam risetnya, dikutip Rabu (10/12/2025).

Hingga kuartal III-2025, kinerja keuangan perseroan menunjukkan pertumbuhan eksplosif. Di mana kinerja fundamental menggeliat dengan torehan laba melonjak 818,9 persen secara tahunan atau year on year.

Sementara itu, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp68,6 miliar atau tumbuh 190,5 persen dan laba bersih Rp19,4 miliar atau melesat hingga 818,9 persen, setara 86 persen dari estimasi Samuel Sekuritas Indonesia.

Pertumbuhan pendapatan ditopang segmen layanan ISP, yang berkontribusi Rp67 miliar atau naik 188,4 persen. Lonjakan kinerja turut didorong ekspansi pelanggan PT Solusi Sinergi Digital (WIFI)  mitra INET yang melonjak dari 220 ribu pelanggan (Desember 2024) menjadi 1,5 juta pelanggan (September 2025).

Dalam risetnya, Samuel Sekuritas juga menyoroti profitabilitas INET yang mencatat peningkatan signifikan dengan GPM kuartal III tahun 2025 sebesar 66,3 persen. Kemudian, marjin EBITDA sebesar 76,4 persen, dengan EBITDA naik menjadi Rp18 miliar.

Selain itu, rencana ekspansi jumbo juga akan mendorong INET mendapatkan pendanaan sebesar Rp4,2 triliun. Sebagai informasi, untuk memperkuat ekspansi jaringan dan layanan, INET menyiapkan skema pendanaan besar dengan rights issue sekitar Rp3,2 triliun yang masih menunggu persetujuan OJK dan rencana penerbitan obligasi pada 2026 senilai Rp1 triliun.

Total dana sekitar Rp4,2 triliun tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan kabel bawah laut, proyek Fiber To The Home (FTTH), layanan internet berbasis node, serta akuisisi PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) dan PT Trans Hybrid Communication (THC) guna memperkuat kapasitas kontraktor FTTH dan managed services.

Dukungan ekspansi ini membuat proyeksi laba INET kian agresif, dengan proyeksi di tahun 2026 mencapai Rp257 miliar atau tumbuh 849,2 persen secara tahunan dan untuk tahun 2027 diproyeksikan mencapai Rp736 miliar atau tumbuh 185,7 persen.

Lebih lanjut, Samuel Sekuritas Indonesia mematok target harga baru Rp1.350 per saham, mengacu pada valuasi EV/EBITDA 2027F sebesar 25x. Adapun risiko yang perlu dicermati meliputi keterlambatan ekspansi, realisasi pertumbuhan pelanggan di bawah ekspektasi, serta pelemahan daya beli.

(DESI ANGRIANI)

SHARE