MARKET NEWS

Saham INET Terbang usai Umumkan Rights Issue Jumbo

TIM RISET IDX CHANNEL 29/09/2025 10:47 WIB

Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melesat pada perdagangan Senin (29/9/2025).

Saham INET Terbang usai Umumkan Rights Issue Jumbo. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melesat pada perdagangan Senin (29/9/2025) setelah emiten telekomunikasi ini resmi mengumumkan aksi rights issue jumbo senilai Rp3,2 triliun.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.36 WIB, saham INET terbang 21,93 persen ke level Rp278 per unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp223,32 miliar.

Sejak awal 2025 (YtD), saham INET sudah terbang 375,86 persen.

Dalam keterbukaan informasi, Jumat (26/9/2025), INET berencana menerbitkan sebanyak 12,8 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp10 per saham melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I). Jumlah tersebut setara 57,14 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.

Harga pelaksanaan ditetapkan Rp250 per saham dengan periode pelaksanaan 1–5 Desember 2025. Perseroan menargetkan dana segar hingga Rp3,2 triliun.

Setiap pemegang 3 saham lama berhak memperoleh 4 HMETD. Saham baru hasil pelaksanaan HMETD memiliki hak yang sama dengan saham yang telah disetor penuh lainnya dan akan tercatat di BEI.

Bersamaan dengan rights issue ini, Perseroan juga menerbitkan 3,07 miliar Waran Seri II atau setara 13,71 persen modal setelah PMHMETD I. Waran diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham yang mengeksekusi HMETD dan dapat ditebus Rp300 per saham pada periode 3 Juni 2026 – 2 Juni 2028.

Pemegang saham utama, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN), yang menguasai 60,62 persen saham, menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD senilai Rp1,78 triliun sekaligus bertindak sebagai pembeli siaga jika ada sisa saham yang tidak diambil investor publik.

Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk memperkuat anak usaha, antara lain Rp2,8 triliun untuk pembangunan jaringan internet FTTH berteknologi WiFi 7 di Bali dan Lombok melalui GPI, Rp213,44 miliar untuk pembayaran IRU fiber optic oleh PFI, Rp135 miliar untuk modal kerja proyek FTTH di Jawa oleh IAB, serta sisanya untuk modal kerja Perseroan.

Dana hasil Waran Seri II juga akan digunakan sebagai modal kerja baik bagi Perseroan maupun anak usaha. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE