MARKET NEWS

Saham IPO RLCO Oversubscribed 948 Kali, Antrean Bid Saat Listing Tembus 27 Juta Lot

Rahmat Fiansyah 08/12/2025 14:47 WIB

Penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) memecahkan rekor.

Penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) memecahkan rekor. (Foto: Dok. BEI)

IDXChannel - Penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) memecahkan rekor. Tingkat permintaan atas saham emiten sarang burung walet tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang masa.

Saham IPO RLCO kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 134 kali selama proses penjatahan efek. Sementara pada fase penjatahan terpusat (pooling allotment), saham IPO RLCO oversubscribed mencapai 948 kali.

Selama proses penawaran umum (offering), sebanyak 775 ribu investor memesan saham RLCO. Angka ini menjadi yang tertinggi, melampau saham IPO PT Merdeka Copper Gold Tbk (EMAS) sebanyak 600 ribu Single Investor Identification (SID) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sebanyak 550 ribu SID.

RLCO diketahui menetapkan harga IPO sebesar Rp168 per saham, yang merupakan batas atas dari rentang harga yang ditawarkan selama penawaran awal (book building). Dengan begitu, perseroan memperoleh dana IPO sebesar Rp105 miliar.

Direktur Utama RLCO, Edwin Pranata menilai, langkah IPO ini merupakan tonggak penting dalam transformasi perseroan, dari pemain komoditas menjadi pelaku industri bernilai tambah.

“Pendanaan yang kami terima akan kami gunakan untuk memperkuat rantai pasok dan meningkatkan kapasitas produksi, baik di perseroan maupun entitas anak,” kata Edwin dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (8/12/2025).

Kombinasi minimnya dana IPO dan saham yang ditawarkan serta tingginya animo investor mendongkrak harga saham RLCO saat melantai perdana di BEI. Harga saham RLCO melesat 34,5 persen ke Rp226, menyentuh batas auto reject atas (ARA).

Nilai transaksi menjelang penutupan sesi II hanya sekitar Rp200 juta dengan 10 ribu lot saham diperjualbelikan. Adapun antrean beli (bid) stabil di kisaran 27 juta lot.

Berdasarkan data Samuel Sekuritas selaku Penjamin Emisi Efek (Underwriter), investor ritel dengan pemesanan kurang dari Rp100 juta hanya memperoleh 1-2 lot saja. Sementara investor yang memesan di atas Rp100 juta mendapatkan penjatahan 0,1-0,2 persen dari total pemesanan.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE