MARKET NEWS

Saham Konglomerat Topang Penguatan IHSG, Ini Respons BEI

Cahya Puteri Abdi Rabbi 25/07/2025 08:26 WIB

Sebagaimana diketahui, indeks saat ini telah menembus level 7.500, seiring reli yang terjadi hampir dua pekan.

Saham Konglomerat Topang Penguatan IHSG, Ini Respons BEI. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Sejumlah saham terafiliasi taipan-taipan dalam negeri seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) tercatat turut menopang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini. 

Sebagaimana diketahui, indeks saat ini telah menembus level 7.500, seiring reli yang terjadi hampir dua pekan.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, memandang hal ini sebagai bagian dari dinamika pasar yang terbentuk secara organik, mencerminkan ekspektasi  pasar terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. 

"Pergerakan harga saham di pasar sangat ditentukan oleh mekanisme supply and demand serta pertimbangan investor atas informasi yang tersedia di publik, baik terkait kinerja keuangan, rencana bisnis, maupun sentimen global dan domestik,” kata Nyoman kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).

Sebagai self-regulatory organization (SRO), lanjut Nyoman, BEI tidak memiliki kebijakan yang membedakan emiten berdasarkan kepemilikan atau afiliasi pemegang saham pengendalinya. 

>

Dia memastikan pihaknya memperlakukan seluruh emiten secara setara dan seluruh transaksi dilakukan berdasarkan prinsip keterbukaan, transparansi, dan kepatuhan terhadap regulasi. 

"Selama pergerakan saham terjadi secara wajar maka pergerakan tersebut merupakan bagian dari dinamika pasar yang sah," kata Nyoman.

Nyoman juga menekankan bahwa BEI senantiasa bekerja sama dengan OJK dan pihak-pihak terkait lainnya untuk menjaga integritas dan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia dengan senantiasa menjalankan perannya sebagai penyelenggara perdagangan efek sehingga dapat berjalan secara teratur, wajar, dan efisien. 

"Kami mengimbau agar seluruh investor selalu melakukan analisis yang cermat, memperhatikan aspek fundamental dan risiko investasi, serta memanfaatkan informasi yang tersedia secara publik dalam membuat keputusan investasinya," kata Nyoman.

(NIA DEVIYANA)

SHARE