Saham Melesat 100 Persen Tahun ini, Begini ‘Jeroan’ Rukun Raharja (RAJA)
Saham emiten perdagangan dan infrastruktur gas, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) cenderung diburu investor sepanjang tahun ini.
IDXChannel – Saham emiten perdagangan dan infrastruktur gas, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) cenderung diburu investor sepanjang tahun ini. Kendati hingga siang ini, Jumat (10/6/2022), melemah, sejak awal tahun harga saham ini sudah terbang lebih dari 100 persen.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.20 WIB, harga saham RAJA melompat 54,10% dalam sebulan dan meroket 106,59% sejak awal tahun (ytd) ke Rp376/saham.
Sementara, hari ini saham RAJA turun 1,58%, melanjutkan pelemahan selama 2 hari sebelumnya, setelah melonjak 19,67% pada Selasa lalu (7/6).
Saham sendiri RAJA mulai mengalami tren kenaikan mulai akhir April lalu. Pada 28 April, misalnya, harga saham RAJA berada di Rp214/saham. Pada tanggal yang sama, RAJA sendiri merilis laporan keuangan full year 2021.
Ditopang Kinerja Positif
Laba bersih RAJA tercatat naik 62,10% secara tahunan (yoy) menjadi USD3,39 juta per 31 Desember 2021, seiring naiknya sumbangan pendapatan dari bagian laba entitas asosiasi 78,45% yoy menjadi USD3,06 juta.
Pendapatan dari laba entitas asosiasi tersebut pada gilirannya turut menutupi penurunan pendapatan bersih RAJA sebesar 0,63% yoy yang sebesar USD98,14 juta.
Sementara kinerja teranyar per kuartal I 2022, yang dirilis pada 3 Juni lalu, menunjukkan, laba bersih RAJA melesat 220,05% yoy menjadi USD1,98 juta per 31 Maret 2022.
Setali tiga uang, pendapatan bersih RAJA tumbuh 5,73% yoy menjadi sebesar USD27,56 juta sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, terutama ditopang oleh penjualan gas yang mencapai USD23,56 juta.
Mengutip catatan laporan keuangan RAJA per 31 Maret 2022, total pendapatan kepada PT PLN (Persero), pihak ketiga, sebesar USD9,95 juta merupakan 42,24% dari jumlah pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2022.
Kinerja bottom line atawa laba bersih yang positif tampaknya menjadi salah satu katalis positif melesatnya harga saham RAJA sejak akhir April lalu.
Menurut penjelasan manajemen dalam Laporan Tahunan 2021, pemulihan ekonomi global berdampak positif pada permintaan gas global yang pada gilirannya ikut menopang kinerja keuangan perusahaan.
Mengutip data dari laporan tersebut, pada 2021, permintaan gas global mencapai 4.063 bcm. Angka tersebut meningkat 150 bcm/y atau 3,57%.
“Adapun Asia menduduki peringkat kedua tertinggi di antara negara penghasil gas lainnya. Kondisi tersebut memengaruhi lifting gas bumi Indonesia tahun 2021 yang tercatat 982 MBOEPD, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020 yang tercatat 975 MBOEPD,” jelas manajemen RAJA, dikutip IDXCHannel, Jumat (10/6/2022).
Kabar teranyar, RAJA akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 Juni mendatang. Salah satu agenda RUPST tersebut adalah soal persetujuan penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2021.
Bila menilik ke belakangan, RAJA tergolong rajin membagikan dividen tunai setidaknya dalam 5 tahun belakangan. Hanya saja, belum diketahui, apakah RAJA akan kembali membagikan dividen tunai dalam RUPST nanti.
Bagaimana Valuasinya?
Apabila sedikit menilik valuasi, saham RAJA saat ini berada di atas rerata 5 tahun untuk kedua rasio, yakni price to earnings ratio (PER) dan price to book ratio (PBV). Angka PER RAJA saat ini mencapai 30,68 kali, lebih tinggi tinimbang rerata 5 tahun di angka 19,44 kali.
Sementara, rasio PBV RAJA mencapai 1,06 kali, di atas rerata 5 tahun yang sebesar 0,98 kali.
Informasi saja, rasio PER dan PBV yang lebih rendah mengindikasikan valuasi suatu saham yang lebih murah.
Pengusaha nasional Hapsoro (32,74%) dan PT Sentosa Bersama Mitra (32,13%) menjadi pemegang saham mayoritas RAJA per 30 April 2022. Hapsoro sendiri merupakan penerima manfaat utama alias pengendali dari PT Sentosa Bersama Mitra.
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.