Saham Melesat Pasca ‘Gembok’ Dibuka, Investor Yakin Restrukturisasi Garuda (GIAA)?
BEI mencabut suspensi sementara Garuda Indonesia (GIAA) seiring keberhasilan perusahaan dalam menuntaskan restrukturisasi utang pada akhir 2022 lalu.
IDXChannel – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi (penghentian sementara) perdagangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) seiring perusahaan menuntaskan restrukturasi utang pada akhir 2022.
GIAA resmi menuntaskan proses restrukturisasi utang yang dimulai sejak akhir tahun lalu. Perampungan tersebut salah satunya ditandai dengan diterbitkannya Surat Utang Baru dan Sukuk Baru pada tanggal 28 dan 29 Desember 2022.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan seluruh ketentuan perjanjian perdamaian dengan para kreditur melengkapi langkah Garuda untuk mencapai tanggal efektif perjanjian perdamaian.
"Dengan pemenuhan berbagai langkah strategis korporasi tersebut, Garuda siap untuk segera mengimplementasikan Perjanjian Perdamaian secara efektif mulai 1 Januari 2023," kata Irfan dalam keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Sabtu (31/12/2022).
Tercatat, sejak 18 Juni 2021, BEI menghentikan sementara perdagangan saham GIAA. Selain itu, emiten penerbangan ini juga menyandang sejumlah notasi khusus M, E, D, L, dan X.
Melansir laporan keuangan emiten hingga kuartal III-2022, GIAA membukukan ekuitas negatif, yakni mencapai minus USD2,41 miliar atau setara Rp36,78 triliun dengan asumsi kurs Rp15.247/USD.
Setidaknya, ekuitas tersebut membaik dibanding ekuitas perusahaan per 31 Desember 2021, yang mencapai minus USD6,11 miliar atau setara Rp93,16 triliun.
Adapun GIAA juga mencatatkan liabilitas atau utang yang membengkak hingga 9 bulan 2022, yakni mencapai USD8,30 miliar (Rp126,53 triliun), kendati sudah turun 37,61 persen dari 31 Desember 2021.
Selain itu, beberapa liabilitas perusahaan juga turun signifikan, seperti liabilitas sewa jangka pendek, yang merosot 88,22 persen di 9 bulan 2022 menjadi USD216,94 juta (Rp3,31 triliun).
Sementara liabilitas sewa jangka panjang GIAA di periode ini juga turun 37,92 persen dibanding periode 31 Desember 2022, yakni menjadi USD2,34 miliar (Rp35,66 triliun).
Suspensi Dicabut, Saham Melesat
Dicabutnya suspensi perusahaan berpengaruh terhadap melesatnya saham GIAA pada pagi ini, Selasa (3/1).
Melansir data BEI pada Selasa (3/1), setelah bel pembukaan dimulai, GIAA dibuka stagnan di level Rp204.
Beberapa detik setelahnya, saham maskapai penerbangan plat merah itu anjlok 6,86% di Rp190, bahkan sempat menduduki top losers.
Namun beberapa menit setelahnya GIAA rebound, dan terpantau menguat 9,80% di Rp224 pada pukul 09:17 WIB. Sebanyak 8,04 juta saham GIAA dijualbelikan dengan nilai total bersih mencapai Rp1,72 miliar.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.