Saham Nikel Kurang Respons Sentimen Tesla, Karena Ini?
Sentimen Tesla kurang mampu mengerek saham nikel meski terjadi penguatan kurang signifikan terhadap saham emiten di sektor ini pada Kamis (12/1).
IDXChannel – Sentimen rencana Tesla dalam membangun pabriknya di RI kurang mampu mengerek saham emiten nikel pada Kamis (12/1).
Melansir pemberitaan Bloomberg, Tesla Inc. dikabarkan telah mendekati kesepakatan awal untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
Keputusan tersebut ditempuh karena produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) milik Elon Musk tersebut ingin memanfaatkan cadangan bahan baku utama baterai yang ada di Tanah Air.
Adapun, pabrik yang bakal dibangun di Indonesia ini nantinya akan memproduksi sebanyak 1 juta mobil per tahun, sejalan dengan ambisi Tesla agar semua pabriknya secara global mampu mencapai kapasitas tersebut.
Merespons kabar masuknya Tesla Inc. ke ekosistem EV Tanah Air, penguatan harga saham nikel kurang begitu signifikan pada Kamis (12/1).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (12/1) pukul 09.39 WIB, saham sejumlah emiten nikel seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 1,58 persen, PT Timah Tbk (TINS) terapresiasi 0,86 persen, dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) menguat 1,09 persen.
Sedangkan saham BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil menguat 2,90 persen, terbesar di antara yang lainnya.
Seperti ANTM, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat 1,71 persen menjadi Rp7.450/saham. Selain itu, saham emiten nikel lainnya justru terkontraksi di periode tersebut.
Melansir data BEI pada periode yang sama, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) merosot 0,61 persen menjadi Rp1.630.
Pergerakan saham-saham emiten nikel di atas cenderung mixed dan kurang bergairah merespons sentimen masuknya Tesla ke Tanah Air.
Sementara, terkait rencana Tesla Inc. untuk mendirikan pabrik di Indonesia, Elon Musk menanggapi pemberitaan Bloomberg melalui komentarnya di twitter pada Rabu (11/1) yang merujuk pada laporan tersebut.
“Harap berhati-hati dalam menulis artikel yang mengutip sumber tanpa nama, karena sering kali salah," ujarnya di Twitter.
Asal tahu saja, saham emiten nikel sempat melejit berkat tersengat sentimen Tesla Inc. yang akan membuat pabrik di Tanah Air pada awal 2021 lalu.
Namun demikian, setelah kabar tidak kunjung menemukan titik terang, sepanjang tahun 2021, saham emiten nikel akhirnya merosot.
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat pasar modal sekaligus founder WH Project,William Hartanto berpendapat, penguatan saham tersebut hanya memanfaatkan isu semata sehingga hanya berlangsung sementara.
Ia juga menambahkan, kendati saham-saham nikel di atas kurang merespons sentimen Tesla, sejumlah saham third liner di sektor nikel masih menunjukkan penguatan.
Sementara, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, saham nikel lebih responsif terhadap penguatan harga komoditas global dibanding sentimen dari masuknya Tesla ke Tanah Air.
Menurutnya, para investor sebenarnya juga menantikan komitmen kuat dari Tesla untuk berinvestasi dalam membangun pabriknya di Indonesia.
“Sehingga, sentimen yang dinantikan investor lebih ke bagaimana komiditas nikel ini mendapatkan added valuedari adanya sentimen Tesla yang akan mendirikan pabriknya di Tanah Air,” kata Nafan dalam wawancara degan IDX Channel pada Senin (16/1).
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.