Saham PACK Tersungkur, Analis Bongkar Pola dan Support Krusial
Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) kembali melemah signifikan pada Kamis (11/9/2025).
IDXChannel – Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) kembali melemah signifikan pada Kamis (11/9/2025), melanjutkan tren bearish di tengah meningkatnya tekanan jual dalam beberapa waktu terakhir.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.51 WIB, saham PACK tergelincir 9,70 persen, mendekati batas auto rejection bawah (ARB) 10 persen untuk papan akselerasi, ke level Rp2.140 per unit.
Nilai transaksi mencapai Rp36,32 miliar dan volume perdagangan 16,82 juta saham.
Dengan ini, saham PACK merosot 21,61 persen dalam sepekan dan turun tajam 44,42 persen dalam sebulan terakhir.
Founder WH Project, William Hartanto, menilai kejatuhan saham PACK belakangan ini bukanlah hal yang mengejutkan.
“Maklum, tren yang sudah dibentuk duluan sebelum realisasi dari sebuah sentimen akan menghasilkan aksi sell on news pada waktu sentimen tersebut sudah jadi realita,” katanya, Kamis (11/9/2025).
Menurut William, pola semacam ini hampir selalu terjadi. “Kalau influencer menghebohkan saham lebih awal dengan alasan akan ada news, maka setelah news-nya keluar atau mendekati terealisasi, di situ sudah jenuh duluan,” imbuh dia.
Ia juga menyoroti tren teknikal saham PACK saat ini. “Untuk saat ini, tren saham PACK menurun. Volume cukup besar ini mengindikasikan terjadinya distribusi,” ujarnya.
William pun memberi catatan penting bagi investor atau trader. “Support pada 1.980 ini bisa diperhatikan. Apabila bisa dipertahankan, maka buy on weakness bisa dilakukan dengan target 2.000-2.200,” katanya.
Belum lama ini, pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan bahwa investor menilai langkah penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) oleh PACK secara negatif.
“Investor terlihat menilai sentimen dari OWK PACK sebagai sesuatu yang negatif. Diketahui bahwa company melakukan OWK, dibandingkan rights issue,” ujar Michael, 22 Agustus lalu.
Ia menambahkan, nilai aset yang akan disuntikkan juga di bawah harapan investor. “Selain itu, nilai aset yang di-inject sebesar Rp3 triliun, tidak sesuai ekspektasi,” kata dia.
Michael kemudian menyoroti valuasi pasar saham PACK saat ini. “Melihat market cap PACK saat ini yang berada di angka Rp5-Rp6 Triliun, maka secara teoretis harga PACK adalah 50 persen dari saat ini atau di sekitar Rp1.500,” imbuhnya.
Secara sederhana, OWK merupakan instrumen utang yang wajib dikonversi menjadi saham pada jangka waktu tertentu.
Skema ini memungkinkan perusahaan memperoleh tambahan modal tanpa menambah beban utang jangka panjang, sementara investor akan mendapat saham baru dengan hak yang sama seperti pemegang saham lain, termasuk hak suara dan dividen.
Meski terjun bebas belakangan ini, sepanjang 2025 saham PACK sudah melejit 250 persen, terdorong spekulasi backdoor listing setelah masuknya PT Eco Energi Perkasa (EEP) sejak akhir tahun lalu.
Backdoor listing merupakan cara perusahaan menjadi emiten di bursa tanpa melalui proses penawaran umum perdana (IPO), melainkan dengan mengakuisisi atau masuk ke perusahaan publik yang sudah tercatat.
Berdasarkan pengumuman pengambilalihan PACK oleh EEP yang telah dipublikasikan pada 24 Oktober 2024, penerima manfaat akhir dari EEP adalah Deng Weiming.
Mengutip laman Forbes.com, Deng Weiming mengepalai perusahaan asal China, CNGR Advanced Material, yang membuat komponen baterai lithium, beberapa di antaranya digunakan dalam mobil.
Pelanggannya termasuk firma produksi baterai Contemporary Amperex Technology, LG Chem yang berkantor pusat di Korea, dan Tesla yang berkantor pusat di AS.
Transformasi Bisnis
PACK berencana mengubah fokus usahanya secara signifikan. Dari sebelumnya bergerak di industri percetakan digital untuk kemasan fleksibel, perseroan akan beralih menjadi perusahaan induk dengan konsentrasi pada sektor pertambangan mineral, terutama nikel.
Rencana perubahan kegiatan usaha tersebut akan dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025.
Manajemen menegaskan, langkah ini bertujuan memperkuat posisi ANHI melalui anak-anak usaha yang bergerak di perdagangan mineral.
Sebagai bagian dari transformasi, ANHI juga menyiapkan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Perseroan akan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang nantinya bisa dikonversi menjadi hingga 35 miliar saham baru.
Aksi korporasi ini diperkirakan akan memberi tambahan ekuitas besar, meskipun bagi pemegang saham yang tidak berpartisipasi, kepemilikan bisa terdilusi hingga 95,58 persen.
PACK menargetkan pelaksanaan dan penyelesaian PMHMETD dalam waktu maksimal 12 bulan sejak mendapat persetujuan RUPSLB hingga pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh OJK.
Dana hasil rights issue dengan OWK tersebut akan digunakan untuk mendanai akuisisi dua perusahaan nikel. Melalui anak usahanya, PT Sumber Cahaya Raya dan PT Adhi Prakarsa Raya, PACK berencana membeli masing-masing 30 persen saham PT Konutara Sejati senilai USD68,7 juta serta 34,5 persen saham PT Karyatama Konawe Utara senilai USD100,08 juta dari Denway Development Limited. Total nilai transaksi mencapai sekitar USD168,78 juta atau setara lebih dari Rp2,7 triliun.
Kedua perusahaan target itu tercatat memiliki kinerja keuangan yang solid. Pada semester I-2025, Konutara Sejati membukukan penjualan Rp331,8 miliar dengan laba bersih Rp55,5 miliar. Sementara Karyatama Konawe Utara mencatat penjualan Rp630 miliar dengan laba bersih Rp157,7 miliar.
Menurut penjelasan manajemen, nilai transaksi pembelian saham mencapai Rp2,74 triliun atau 4.384,94 persen dari ekuitas per 30 Juni 2025, sehingga dikategorikan sebagai transaksi material sesuai POJK No.17/2020.
Sehubungan dengan penggunaan dana di atas, maka PT Eco Energi Perkasa akan menjadi pembeli siaga untuk menjamin pembelian sisa saham dan/atau efek bersifat ekuitas lainnya yang tidak dilaksanakan oleh pemegang saham Perseroan dalam rangka PMHMETD sesuai dengan ketentuan POJK No. 32/2015.
Penilai independen Kusnanto & Rekan menyatakan rencana perubahan usaha maupun akuisisi tersebut layak secara bisnis dan wajar dari sisi valuasi. Manajemen PACK pun optimistis langkah ini akan berdampak positif pada kinerja jangka panjang serta memperbaiki struktur permodalan perseroan.
Providentia Masuk
Kabar terbaru, Providentia Wealth Management Ltd resmi menguasai 14,43 persen saham PACK pada 4 September 2025.
Providentia untuk pertama kalinya memborong 230.459.000 saham PACK di harga Rp228 dengan nilai transaksi mencapai Rp52,5 miliar.
Usai transaksi, Providentia memiliki 230.459.000 saham PACK atau setara 14,43 persen.
"Tujuan transaksi adalah untuk investasi jangka panjang dan status kepemilikan tidak langsung," tulis manajemen PACK dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (8/9/2025). (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.