Saham Prajogo Pangestu Melaju di Awal Pekan, BREN Bersiap MSCI?
Saham emiten milik taipan Prajogo Pangestu melesat pada perdagangan Senin (3/11/2025), seiring seiring investor bersiap menyambut pengumuman rebalancing MSCI.
IDXChannel – Saham emiten milik taipan Prajogo Pangestu melesat pada perdagangan Senin (3/11/2025), seiring seiring investor bersiap menyambut pengumuman rebalancing MSCI beberapa hari mendatang.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.33 WIB, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melejit 7,49 persen ke Rp9.325 per unit, PT Petrosea Tbk (PTRO) terkerek 3,31 persen, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) naik 2,49 persen.
Kemudian, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tumbuh 2,32 persen, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menghijau 2,16 persen, dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (TPIA) terkerek 1,10 persen.
Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, menyoroti perkembangan terbaru saham Prajogo—dan juga Grup Bakrie—menjelang pengumuman MSCI rebalancing.
“Pada 4 November 2025 akan ada pengumuman rebalancing MSCI,” ujar Michael, Senin (3/11/2025).
Ia menambahkan, melihat aturan yang berlaku, ada potensi BREN dan BRMS masuk ke dalam konstituen standard caps.
Yeoh juga menyoroti pergerakan investor asing. “Terlihat juga pergerakan foreign yang sudah lebih dulu mengakumulasi kedua saham ini selama 3-4 bulan terakhir,” ujarnya.
Dari sisi teknikal, BREN menunjukkan tren menarik. “Secara teknikal, BREN bergerak dalam range sideways antara Rp8.300 hingga Rp10.000,” kata Michael.
Ia menambahkan bahwa pergerakan hari ini menunjukkan adanya buying power dengan target ke level Rp10.000.
Saham-saham Prajogo Pangestu, dan sejumlah konglomerat lainnya, berusaha pulih dari tekanan jual imbas pengumuman MSCI soal free float pada awal pekan lalu.
Sebelumnya, Founder WH Project, William Hartanto, menilai penurunan tajam saham konglomerat pada sepekan lalu masih tergolong wajar.
“Wajar, karena jadi ada ketidakpastian lagi di pasar,” ujar William, Senin (27/10).
Meski demikian, ia menilai tekanan yang terjadi belum mengubah arah utama pergerakan saham-saham konglomerat.
William menambahkan, peluang penguatan masih terbuka di tengah volatilitas yang terjadi. “Sejauh ini, bisa dikatakan tren saham konglomerat belum berakhir. Masih ada peluang penguatan,” imbuh dia.
MSCI Pertimbangkan Gunakan Data KSEI
MSCI tengah menjajaki penggunaan laporan Monthly Holding Composition milik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai referensi tambahan dalam menghitung porsi free float saham emiten Indonesia. Rencana ini masih dalam tahap konsultasi dengan para pelaku pasar.
Mengutip penjelasan Stockbit Sekuritas, selama ini, BEI hanya mewajibkan emiten melaporkan pemegang saham dengan kepemilikan minimal 5 persen.
Sementara itu, data KSEI mencakup kepemilikan di bawah 5 persen serta klasifikasi pemegang saham, sehingga dinilai dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai struktur kepemilikan saham.
Dalam usulannya, MSCI berencana menentukan estimasi free float berdasarkan nilai terendah antara hasil perhitungan yang mengikuti metodologi MSCI dan estimasi yang menggunakan data KSEI. Dalam estimasi berbasis KSEI, saham script serta kepemilikan oleh korporasi dan kategori ‘others’ (lokal maupun asing) akan diklasifikasikan sebagai non-free float.
Sebagai alternatif, MSCI mengusulkan estimasi free float berdasarkan data KSEI, yaitu dengan mengklasifikasikan saham script dan kepemilikan 'korporasi' (tanpa menghitung ‘others’) sebagai non-free float.
MSCI akan menerima masukan hingga 31 Desember 2025 dan mengumumkan hasil konsultasi sebelum 30 Januari 2026. Jika disetujui, perubahan metodologi tersebut akan diterapkan pada index review Mei 2026.
MSCI dijadwalkan mengumumkan hasil tinjauan periodik komposisi indeksnya pada 4-5 November 2025. Sementara itu, perubahan hasil peninjauan tersebut akan mulai berlaku pada 25 November 2025.
MSCI adalah penyedia indeks global yang menjadi acuan utama investor institusi dunia. Masuknya sebuah saham ke indeks MSCI penting karena bisa menarik arus dana asing, meningkatkan likuiditas, serta memengaruhi sentimen dan harga saham terkait. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.