Saham Properti PWON hingga BSDE Hijau, Siap Melesat di Akhir 2023?
Saham emiten properti utama menguat dalam lanjutan sesi I Jumat (3/11/2023), melanjutkan momentum pada Kamis (2/11).
IDXChannel – Saham emiten properti utama menguat dalam lanjutan sesi I Jumat (3/11/2023), melanjutkan momentum pada Kamis (2/11).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.36 WIB, saham emiten milik taipan Aguan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) memimpin kenaikan dengan melonjak 4,19 persen. Nilai transaksi PANI mencapai Rp11 miliar dan volume perdagangan 2 juta saham.
Kemudian, saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) melambung 3,47 persen, usai naik 3,06 persen kemarin. Saham Grup Lippo PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga menghijau 2,35 persen.
Di samping nama-nama tersebut, sejumlah saham lainnya ikut terangkat. (Lihat tabel di bawah ini.)
Indeks sektor properti & real estat (IDXPROPERT) sendiri naik 1,27 persen, di posisi kedua di bawah indeks teknologi (IDXTECHNO) yang mendaki 2,89 persen.
Kemarin, kedua indeks ini juga menjadi yang terbaik secaea sektoral. IDXTECHNO melejit 3,49 persen dan IDXPROPERT 2,39 persen.
Saham-saham properti terbawa euforia pasar yang kembali bangkit seiring investor merespons positif keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang kembali menahan suku bunga.
Sebelumnya, The Fed pada Rabu kembali mempertahankan suku bunga untuk kali kedua dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi, sedangkan kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi tetap berada di atas target bank sentral.
The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil pada kisaran 5,25%-5,50% saat ini dan bisa membuat investor hepi untuk masuk ke pasar saham lagi, termasuk emiten properti.
Menurut riset dari Algo Research, Kamis (2/11/2023), properti menjadi salah satu sektor yang potensial di kuartal IV-2023.
Algo Research menyebut sejumlah alasan yang menopang argumen tersebut, seperti: 1) marketing sales atau pendapatan prapenjualan perusahaan tetap baik kendati adanya narasi kenaikan suku bunga dan “hal ini sebagian besar disebabkan karena suku bunga KPR yang inelastis”; 2) diuntungkan dalam ‘dovish play’ alias pandangan dovish pasar; 3) posisi investor institusional yang UW (underweight); 4) perusahaan cenderung mendorong sebagian besar labanya hingga akhir tahun di kuartal IV, “yang menyiratkan pertumbuhan sekuensial”. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.