Saham PTBA Gap Up Gegara Dividen Jumbo, Awas Jebakan ‘Spiderman’
Harga saham emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) langsung melonjak tinggi di awal perdagangan Jumat (16/6/2023).
IDXChannel – Harga saham emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) langsung melonjak tinggi di awal perdagangan Jumat (16/6/2023). Investor tergiur pembagian dividen hingga 100 persen dari laba bersih perusahaan.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.44 WIB, saham PTBA melejit 8,54 persen ke Rp3.940 per saham. Antusiasme investor tampak dari adanya gap up hingga 10 persen di awal perdagangan.
Dalam analisis teknikal, gap up berarti celah kosong yang ada dalam chart yang terjadi akibat adanya lonjakan harga pada pembukaan hari berikutnya lantaran tidak adanya transaksi di level harga tersebut. Umumnya, gap up berpotensi ‘ditutup’ di masa depan.
Dengan ini, dalam sepekan saham emiten BUMN tersebut melejit 16,86 persen.
Sebelumnya, PTBA memutuskan untuk melakukan pembagian dividen tunai tahun buku 2022 sebesar 100 persen dari laba bersih tahun lalu atau sebesar Rp12,56 triliun. Kebijakan ini merupakan kali kedua PTBA membagikan dividen sebesar 100%.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan, pembagian dividen sebesar 100% dari laba bersih didukung oleh kondisi perseroan yang sangat likuid. Serta arus kas yang cukup untuk membiayai berbagai pengembangan usaha yang sudah direncanakan.
“Sejauh ini untuk pengembangan insya allah bisa dipenuhi dari arus kas, sehingga kami bisa memberikan return yang positif bagi pemegang saham,” kata Arsal dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Arsal mengatakan, pembagian dividen 100% dari laba tidak mempengaruhi pengembangan usaha perseroan.
Meski demikian, Arsal menyebut jika tahun 2023 masih merupakan tahun yang penuh tantangan. Namun, manajemen PTBA akan menghadapi situasi tersebut dan menyesuaikan perkembangan yang ada.
“Kami konsisten untuk ekspansi dan pengembangan PTBA. Konsentrasi kami lebih banyak di energi baru terbarukan (EBT) dan juga menambah kapasitas eksisting produksi yang ada sekarang,” ujar Arsal.
Sebagai informasi, PTBA membagikan laba bersih sebesar Rp12,56 triliun atau 100% dari laba bersih perseroan tahun 2022 lalu. Nantinya, para pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar Rp1.094 per saham.
Apabila menggunakan harga saham PTBA pada Kamis (15/6), yakni Rp3.630 per saham, imbal hasil (dividend yield) 30,14 persen. Angka yield menjadi salah satu yang terbesar di bursa.
Dengan dividend yield yang sangat jumbo tersebut, investor yang berminat membeli saham PTBA perlu berhitung cermat. Ini lantaran adanya potensi saham anjlok signifikan pasca cum date (periode terakhir investor berhak mendapatkan dividen) alias jebakan dividen alias dividend trap.
Dividend trap, yakni jebakan dividend yield suatu emiten yang tampaknya tinggi dan menggiurkan, tetapi setelah memasuki masa ex-date harga sahamnya justru anjlok.
Sepanjang 2022 lalu, PTBA membukukan pertumbuhan laba bersih di sepanjang 2022 lalu. Perseroan mengantongi laba bersih sebesar Rp12,56 triliun, naik 58,90% dari raihan tahun 2021 lalu yang sebesar Rp7,90 triliun.
Pendapatan PTBA juga tumbuh 45,75% menjadi Rp42,64 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp29,26 triliun. Secara rinci, pendapatan segmen batu bara tercatat sebesar Rp42,09 triliun dan pendapatan lainnya sebesar Rp3,41 triliun. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.