Saham PTMP Sentuh Rekor Tertinggi usai Tembus LQ45, Market Cap Dekati Rp1 Triliun
Harga saham PT Mitra Pack Tbk (PTMP) menembus level tertinggi sepanjang sejarah atau all-time high (ATH) pada perdagangan Jumat (26/1/2024).
IDXChannel - Harga saham PT Mitra Pack Tbk (PTMP) menembus level tertinggi sepanjang sejarah atau all-time high (ATH) pada perdagangan Jumat (26/1/2024).
Kondisi ini berlangsung setelah secara teknikal saham PTMP menyentuh auto rejection atas (ARA) sebesar 24,56% di Rp284 per saham. Pelaku pasar nampak merespons positif kinerja PTMP yang masuk menjadi konstituen indeks LQ45.
Transaksi-net mencapai Rp69,57 miliar, dengan volume bersih 262,58 juta saham. Adapun frekuensi perdagangan mencapai 54.775 kali, dengan market caps sebesar Rp900,05 miliar atau mendekati Rp1 triliun.
Kapitalisasi pasar ini naik dari posisi sehari sebelumnya senilai Rp722,58 miliar.
Dibuka naik 3,51% sejak sesi pertama, saham PTMP langsung melesat beberapa menit setelah bel pembukaan dimulai. Memasuki sesi kedua, PTMP bertahan di level tertingginya hingga penutupan.
Investor asing ikut masuk dalam saham ini senilai Rp2,37 miliar di pasar reguler.
Sementara itu, Technical Analyst & Founder CTASaham, Andri Zakarias Siregar menjelaskan, secara teknikal saham PTMP sudah bullish sejak break di atas Rp216. Chart yang terbentuk, sambungnya, merupakan neckline dari pola "cup with handle".
"Seharusnya mendukung kenaikan ke target cup di Rp366 (Rp216 + (ex high Rp216 - Rp68 low)," kata Andri saat dihubungi IDXChannel, Jumat (26/1/2024)
Dari sisi indikator, Andri memakai elliott wave yang disebut masih berada di wave motive 3. Sementara indikator MACD menunjukkan bullish, yang berada di atas 5 & 20 day MA
"Area support Rp240 & Rp218, meski indikator stochaatic di area overbought. Level resistance berada di Rp284. Jika break, maka peluang menuju resistance selanjutnya di Rp304-Rp336," papar Andri.
Sebagaimana diketahui, PTMP menjadi satu dari empat saham yang masuk dalam LQ45. Terdapat nama lain yang masuk antara lain PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Keempat emiten ini menggantikan posisi emiten energi PT Indika Energy Tbk (INDY), emiten media Grup Emtek PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan emiten petrokimia & infrastruktur milik Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik mengungkapkan, penentuan konstituen LQ45 ditentukan secara otomatis melalui sistem berdasarkan sejumlah variabel. Tak hanya soal likuiditas (nilai transaksi, frekuensi, hingga free float), bursa juga mempertimbangkan faktor fundamental.
“Fundamental itu adalah rasio keuangan, compliance, dan lainnya,” kata Jeffrey saat ditemui di Gedung BEI, Jumat (25/1/2024).
Rasio keuangan yang diperhitungkan menyangkut valuasi suatu saham yang diukur dari price to earnings ratio (PER), dan price to book value (PBV), dan sejumlah aspek keuangan lain, seperti ROE (return on equity), gearing ratio, profit margin, interest coverage ratio, hingga credit rating.
Compliance mengacu pada kepatuhan sebuah perusahaan tercatat kepada regulator, dalam hal ini adalah mereka yang tidak sedang mendapat stempel atau notasi khusus, tidak sedang dalam fase unusual market activity (UMA), dan jenis compliance lainnya.
(FAY)