Saham Raksasa Tech China Tencent Anjlok 4,5 Persen, Ada Apa Nih?
Saham raksasa teknologi asal China Tencent Holdings Ltd anjlok 4,5% pada perdagangan Rabu (12/4).
IDXChannel - Saham raksasa teknologi asal China Tencent Holdings Ltd anjlok 4,5% pada perdagangan Rabu (12/4).
Merosotnya saham Tencent ikut menular ke saham teknologi lainnya pada bursa Hong Kong, indeks Hang Seng. (Lihat grafik di bawah ini.)
Anjloknya saham Tencent ditengarai karena pemegang saham utama Prosus (AS:PRX), salah satu perusahaan terknologi, mengatakan telah menyetorkan 96 juta saham Tencent, senilai sekitar USD4,4 miliar, ke Sistem Kliring dan Penyelesaian Sentral Hong Kong minggu ini.
Langkah seperti itu biasanya menandakan penjualan saham, dengan Prosus menyatakan bahwa langkah tersebut adalah untuk membiayai program pembelian kembali saham.
Perusahaan tekno lainnya seperti Alibaba Group Holding Ltd (HK:9988) dan Baidu Inc (HK:9888) masing-masing kehilangan sekitar 2%.
Sementara itu, perusahaan pembuat mobil listrik BYD Co Ltd (HK:1211) turun 1,9% setelah perusahaan investasi Warren Buffett, Berkshire Hathaway Inc (NYSE:BRKa) memangkas lebih lanjut sahamnya di perusahaan tersebut dengan menjual sekitar 2,48 juta saham.
Pasar Asia Menanti Data Inflasi AS
Sebagian besar saham pasar Asia juga bergerak di kisaran flat-to-low pada perdagangan hari ini di tengah meningkatnya kehati-hatian jelang data inflasi utama AS, dengan indeks Hang Seng mengalami penurunan terbesar imbas penurunan tajam Tencent.
Indeks Hang Seng anjlok di kisaran 0,6% setelah masuk sesi dua pada pukul 13.00 WIB.
Straits Times Indeks Singapura juga turun 0,41% diikuti IHSG yang juga anjlok 0,28%. Adapun indeks Nikkei 225 Jepang terpantau menghijau dengan kenaikan 0,57% diikuti oleh indeks Shanghai Composite naik 0,25%.
Indeks Nikkei 225 Jepang terpantau memperpanjang kenaikan setelah Warren Buffett mengatakan dia sedang mempertimbangkan lebih banyak investasi di saham lokal Jepang.
Data juga menunjukkan bahwa inflasi indeks harga produsen di Jepang mereda untuk bulan kedua berturut-turut pada Maret.
Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite China terpantau naik tipis namun masih belum pulih dari data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan yang dirilis minggu ini, di mana menunjukkan pemulihan ekonomi yang belum maksimal di negara tersebut.
Indeks Korea Selatan KOSPI juga menghijau dengan kenaikan 0,47%.
Pasar Asia yang lebih luas sebagian lainnya menunggu data inflasi dan indeks harga konsumen (IHK) utama AS yang akan dirilis hari ini. Pengumuman inflasi menjadi faktor dalam rencana The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Fokus pasar juga tengah tertuju pada risalah pertemuan The Fed bulan Maret, yang akan dirilis hari ini, sebagai indikator isyarat lebih lanjut kebijakan moneter bank sentral. Meskipun pasar mulai berspekulasi bahwa bank sentral memiliki ruang terbatas untuk mempertahankan kenaikan suku bunga.
Sementara potensi jeda dalam kenaikan suku bunga menjadi pertanda baik bagi pasar Asia. Di lain pihak, potensi resesi AS dapat semakin mengikis selera investor terhadap aset yang digerakkan oleh risiko.
Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memperingatkan bahwa suku bunga yang lebih tinggi dan pinjaman yang lebih lambat dapat memicu resesi AS tahun ini. (ADF)