Saham RLCO Kembali Disuspensi Usai Sentuh ARA
Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan penghentian sementara perdagangan efek alias suspensi terhadap saham PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO).
IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan penghentian sementara perdagangan efek alias suspensi terhadap saham PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO). Suspensi tersebut ditetapkan imbas lonjakan harga pada saham yang baru saja IPO tersebut.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono menyebut, keputusan suspensi saham RLCO akibat peningkatan harga kumulatif yang signifikan dan sebagai bentuk perlindungan terhadap investor.
"Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham RLCO di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I tanggal 22 Desember 2025 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut," katanya dalam pengumuman, Senin (22/12/2025).
Aji juga mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.
Berdasarkan catatan IDX Channel, saham RLCO sempat disuspensi oleh BEI pada Kamis (18/12/2025). Suspensi tersebut dilakukan dengan alasan yang sama, yakni lonjakan harga saham.
Sejak IPO pada Senin (8/12/2025) lalu, harga saham RLCO melesat dan menyentuh batas auto reject atas (ARA). Setelah disuspensi selama satu hari, saham RLCO pun kembali menyentuh ARA.
Total, saham RLCO mengalami ARA enam hari perdagangan berturut-turut. Jika dihitung sejak IPO, maka kenaikan harga saham RLCO mencapai hampir 700 persen dari Rp168 menjadi Rp1.330.
Dengan suspensi terbaru ini, saham RLCO berpotensi masuk papan pemantauan khusus jika suspensi dilakukan selama lebih dari satu hari. Dengan masuk papan tersebut, saham RLCO bakal diperdagangkan dengan skema full-call auction (FCA).
Saham RLCO memecahkan rekor IPO di mana tingkat kelebihan permintaan (oversubscribed) mencapai 134 kali. Sedangkan pada fase penjatahan terpusat (pooling allotment), oversubscribed-nya menembus 948 kali.
Berdasarkan data Samuel Sekuritas selaku Penjamin Emisi Efek (Underwriter), investor ritel dengan pemesanan kurang dari Rp100 juta hanya memperoleh 1-2 lot. Adapun investor yang memesan di atas Rp100 juta memperoleh penjatahan 0,1-0,2 persen dari total pemesanan.
RLCO menetapkan harga IPO sebesar Rp168 per saham sehingga memperoleh dana sebesar Rp105 miliar. Dana hasil IPO tersebut rencananya digunakan untuk modal kerja, terutama untuk pembelian bahan baku sarang burung walet untuk perseroan dan anak usahanya.
(Rahmat Fiansyah)