MARKET NEWS

Saham Rokok HMSP-WIIM Cs Kembali Mengepulkan Aroma Cuan, Intip Proyeksinya

TIM RISET IDX CHANNEL 30/10/2025 16:40 WIB

Saham-saham emiten produsen rokok dan tembakau kembali mengepulkan aroma cuan di lantai bursa.

Saham Rokok HMSP-WIIM Cs Kembali Mengepulkan Aroma Cuan, Intip Proyeksinya. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham-saham emiten produsen rokok dan tembakau kembali mengepulkan aroma cuan di lantai bursa.

Dukungan kebijakan pemerintah dan sinyal pemulihan kinerja emiten besar membuat sektor ini mulai dilirik kembali oleh investor di Tanah Air.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis (30/10/2025), saham PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) melonjak hingga auto rejection atas (ARA) 25 persen ke level Rp474 per unit.

Kemudian, saham PT Wismilak Tbk (WIIM) melejit 13,36 persen menjadi Rp1.400 per unit, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) meningkat 6,10 persen ke posisi Rp870 per unit, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terkerek 4,03 persen ke Rp15.500 per unit.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai prospek saham-saham rokok ke depan berpotensi membaik, seiring arah kebijakan pemerintah yang mulai mendukung industri tersebut.

Menurut dia, hasil survei dari Indodata menunjukkan besarnya ancaman rokok ilegal terhadap pasar.

“Menurut survei dari Indodata, 46,95 persen dari konsumsi rokok ilegal memakan pangsa pasar dari usaha di bidang ini,” ujar Michael.

Ia menambahkan, pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam beberapa kesempatan menjadi sinyal positif bagi industri.

“Menteri Purbaya melalui beberapa pernyataan tidak resmi, seperti wawancara dengan pers, mengatakan akan memberantas rokok ilegal,” tuturnya.

Langkah ini, menurut Michael, sejalan dengan kebijakan lain yang mulai diberlakukan pemerintah, seperti penertiban perdagangan ilegal termasuk illegal thrifting.

“Sehingga jika ini dilakukan, maka market share dari saham-saham rokok yang listing di bursa dan resmi seperti HMSP, GGRM, dan WIIM akan mengalami kenaikan,” lanjutnya.

Michael menambahkan, selain pemberantasan rokok ilegal, pemerintah juga memberi sinyal tidak akan menaikkan cukai rokok tahun ini.

“Purbaya juga mengatakan tidak akan menaikkan cukai rokok, yang kita ketahui cukai rokok memiliki biaya sekitar 50 persen dari harga jual,” katanya.

Menurut Michael, hal ini menjadi angin segar bagi industri yang telah lebih dari dua dekade dibebani cukai tinggi.

Dari sisi teknikal, Michael melihat pola penguatan mulai terbentuk di saham-saham rokok utama.

Ia kemudian menjelaskan, “HMSP memiliki pola chart pattern cup and handle dengan target ke Rp1.200, dengan neckline yang perlu dikonfirmasi di Rp900. GGRM berada pada pola Elliott Wave di stage wave 3, dengan potensi pencapaian pucuk wave 3 di Rp20.000, dan WIIM di Rp2.000.”

Rapor Keuangan Teranyar

Kinerja emiten rokok nasional menunjukkan tanda-tanda pemulihan menjelang akhir tahun, meski belum sepenuhnya merata.

Berdasarkan analisis Stockbit Sekuritas, tiga emiten rokok dan produsen tembakau utama—HMSP, WIIM, dan ITIC—menunjukkan arah perbaikan kinerja per kuartal III-2025.

HMSP membukukan laba bersih Rp4,5 triliun selama sembilan bulan 2025 (9M 2025), turun 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). Capaian ini setara 68 persen dari estimasi laba 2025, di bawah ekspektasi pasar.

Namun, pada kuartal ketiga, laba bersih melonjak menjadi Rp2,4 triliun dari hanya Rp210 miliar pada kuartal sebelumnya, seiring pulihnya kinerja setelah beban pajak one-off di 2Q25.

Pendapatan HMSP di kuartal III-2025 memang masih turun 7 persen YoY, tetapi margin laba usaha naik ke 10,4 persen dari 7,8 persen setahun sebelumnya.

Menurut Stockbit Sekuritas, peningkatan margin ini ditopang oleh tidak adanya kenaikan cukai pada 2025, serta kenaikan pendapatan 8 persen secara kuartalan akibat efek musiman dan kenaikan harga jual rata-rata 1 persen—kenaikan pertama sejak 3Q24.

Berbeda dengan HMSP, WIIM mencatat pertumbuhan lebih kuat. Laba bersih 9M25 mencapai Rp285 miliar atau naik 37 persen YoY, dengan lonjakan 127 persen pada kuartal ketiga menjadi Rp137 miliar. Pertumbuhan ini didorong kenaikan pendapatan 43 persen YoY pada 3Q25 dan kontribusi kuat segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang naik 73 persen YoY.

Stockbit Sekuritas mencatat, margin laba usaha WIIM naik ke 8,3 persen, tertinggi sejak paruh pertama 2024, meski margin laba kotor sedikit turun ke 21,7 persen.

Sementara itu, ITIC juga menunjukkan perbaikan tipis dengan laba bersih Rp9 miliar pada 3Q25, naik 7,27 persen YoY.

Pendapatan meningkat 0,69 persen menjadi Rp80 miliar, sementara debt to equity ratio turun ke 0,30 dari 0,34 setahun sebelumnya. Emiten ini juga mencatat arus kas operasi positif Rp15 miliar dan free cash flow Rp14 miliar. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE