Saham Rumah Sakit Diakusisi Konglomerat, Analis Sebut Demi Meningkatkan BisnisÂ
Sejak pandemi Covid-19, bisnis rumah sakit di Indonesia kian moncer. Itu terlihat dari sejumlah konglomerat dikabarkan mengakuisisi saham di sektor kesehatan.Â
IDXChannel - Sejak pandemi Covid-19, bisnis rumah sakit di Indonesia kian moncer. Itu terlihat dari sejumlah konglomerat dikabarkan mengakuisisi saham di sektor kesehatan.
Sebut saja PT Sarana Meditama Metroploitan Tbk (SAME), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) milik keluarga Sariaatmadja akan mengakuisisi sebanyak 66% saham pengelola RS Grha Kedoya, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK).
Pengamat Pasar Modal, Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menilai fenomena ini wajar mengingat mereka bebas masuk bisnis apa saja.
“Gak apa-apa sih. Namanya konglomerasi kan bebas ya mau masuk ke bisnis apa aja,” kata Reza saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta, Minggu (12/9/2021).
Reza melihat hal ini terjadi demi peningkatan bisnis layanan kesehatan juga yang jelas menambah cuan bagi para konglomerat.
“Kalo saya melihatnya untuk diversifikasi bisnis ke layanan kesehatan. Selain untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat juga menambah income dari bisnis kesehatan,” ujarnya.
Bisnis rumah sakit di Indonesia bisa dikatakan menjanjikan sebab ada dukungan dana dan komitmen pemerintah. Tingginya kasus Covid-19 dan demografi juga menjadi pentrasi industri kesehatan yang belum tinggi dan potensi pertumbuhan ekosistem kesehatan digital.
Dari segi anggaran, pemerintah melalui Rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 menganggarkan Rp255,3 triliun. Dengan keadaan pandemi yang masih ada, kemungkinan jumlah tersebut akan bisa naik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan realisasi anggaran kesehatan mencapai Rp326,4 triliun atau naik dari pagu awal Rp169,77 triliun. Sementara anggaran kesehatan 2022 diperkirkan naik 22,7% dari sebelum pandemi tahun 2019 karena ada kenaikan alokasi iuran JKN dan anggaran reformasi sistem kesehatan. (NDA)