MARKET NEWS

Saham-Saham Konglomerat Menanti Pengumuman MSCI

TIM RISET IDX CHANNEL 07/08/2025 12:23 WIB

Saham-saham milik konglomerat tengah bersiap menyambut momen krusial dalam kalender pasar modal, yakni pengumuman rebalancing MSCI pada 8 Agustus mendatang.

Saham-Saham Konglomerat Menanti Pengumuman MSCI. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Saham-saham milik konglomerat tengah bersiap menyambut momen krusial dalam kalender pasar modal, yakni pengumuman rebalancing MSCI pada 8 Agustus mendatang.

Di tengah potensi masuknya sejumlah nama besar ke dalam indeks bergengsi ini, para pelaku pasar juga mewaspadai risiko penurunan bobot Indonesia yang bisa menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pengumuman penyesuaian indeks MSCI yang dijadwalkan pada 8 Agustus mendatang menjadi momen penting bagi sejumlah saham konglomerat. “Penting untuk ditunggu pengumuman MSCI pada 8 Agustus,” ujarnya, Kamis (7/8/2025).

Ia menambahkan, jika CUAN milik Prajogo Pangestu atau DSSA yang dikendalikan Grup Sinarmas berhasil masuk sebagai kandidat utama dalam rebalancing kali ini, maka prospek saham-saham konglomerasi masih cukup menjanjikan.

Upside dari minimum price inclusion MSCI dari saham-saham konglo, termasuk PANI, BRMS, dan beberapa saham Prajogo Pangestu, masih jauh,” imbuh Michael.

Dengan kata lain, menurut Michael, peluang penguatan saham-saham tersebut masih terbuka, terutama jika ada perubahan signifikan dalam daftar konstituen MSCI pada Agustus ini.

IHSG dan Potensi Downgrade MSCI

Sementara, secara umum, IHSG dinilai masih rentan terkoreksi pada Agustus, seiring potensi penurunan bobot Indonesia dalam indeks MSCI.

Rebalancing menjadi perhatian pelaku pasar, terutama di tengah lemahnya kinerja saham-saham konstituen MSCI asal Indonesia.

Michael menilai IHSG masih menghadapi tekanan pada Agustus. Salah satu katalisnya berkaitan dengan penyesuaian bobot di indeks MSCI.

"IHSG masih memiliki potensial downside di Agustus menyusul rebalancing di MSCI," katanya.

Michael menjelaskan, Indonesia berpotensi mengalami penurunan peringkat dalam indeks global tersebut. Menurutnya, perbandingan antara kinerja ETF global dan Indonesia menjadi salah satu indikator penting. "iShares MSCI Emerging Markets ETF memiliki kenaikan growth 12–13 persen, tapi EIDO (iShares MSCI Indonesia) hanya 2 persen," tutur Michael.

Ia menambahkan, dengan selisih pertumbuhan seperti itu, maka penyesuaian bobot pada Agustus berpotensi downgrade.

Lebih lanjut, Michael mencermati komposisi konstituen MSCI saat ini yang belum menunjukkan kekuatan berarti. "Ada 18 konstituen MSCI saat ini, dan yang mengalami kenaikan hanya bersifat minor," kata dia. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE