MARKET NEWS

Saham Tambang Nikel di BEI, Apa Saja Selain INCO?

Shifa Nurhaliza Putri 01/10/2025 08:24 WIB

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertambangan nikel menjadi salah satu primadona bagi para investor di pasar modal Indonesia.

Saham Tambang Nikel di BEI, Apa Saja Selain INCO? (Foto: Saham Tambang Nikel di BEI)

IDXChannel - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertambangan nikel menjadi salah satu primadona bagi para investor di pasar modal Indonesia, terutama karena lonjakan permintaan bahan baku untuk baterai kendaraan listrik (EV) dan kebijakan hilirisasi sumber daya mineral.

Namun investasi di saham tambang nikel juga memiliki tantangan tersendiri, mulai dari fluktuasi harga komoditas, tekanan regulasi, hingga aspek lingkungan hidup.

Mengapa Saham Tambang Nikel Menarik?

1. Permintaan baterai listrik (EV)
Karena nikel merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai lithium-ion (terutama untuk katoda), permintaan global terhadap nikel kualitas industri (termasuk nikel sulfida dan proses hilirisasi) semakin meningkat.

2. Kebijakan hilirisasi dan regulasi pemerintah
Pemerintah Indonesia mendorong pemrosesan di dalam negeri (smelter, HPAL, pemurnian) dan menerapkan larangan ekspor bijih mentah (ore). Kebijakan ini membuka peluang margin lebih tinggi bagi perusahaan yang menguasai rantai hilir.

3. Potensi pertumbuhan harga komoditas
Harga nikel global cenderung volatile, namun dengan permintaan listrik dan energi terbarukan yang terus tumbuh, ada potensi kenaikan di masa depan.

4. Diversifikasi portofolio
Saham tambang nikel bisa menjadi instrumen diversifikasi dalam portofolio yang sebelumnya banyak tergantung pada sektor keuangan atau konsumer.

Daftar Emiten Saham Tambang Nikel di BEI 

Berikut adalah beberapa emiten saham tambang nikel yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI):

1. ANTM – PT Aneka Tambang Tbk
ANTM adalah salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia dan merupakan bagian dari holding BUMN pertambangan MIND ID. Perusahaan ini terlibat dalam produksi dan penjualan nikel, emas, perak, dan bauksit. 

Keunggulan ANTM terletak pada integrasi bisnisnya yang mencakup pertambangan hingga pengolahan (smelter). Dengan dukungan pemerintah dan tren hilirisasi, ANTM menjadi salah satu saham nikel favorit para investor jangka panjang.

2. INCO – PT Vale Indonesia Tbk
INCO fokus pada produksi nickel matte, yang merupakan bahan baku utama untuk industri baja tahan karat dan baterai EV. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Vale Canada dan Sumitomo Metal Mining Jepang, menjadikannya salah satu pemain global di industri nikel. Lokasi tambangnya di Sulawesi dan operasionalnya yang efisien membuat INCO menjadi pilihan defensif dalam sektor nikel.

3. HRUM – PT Harum Energy Tbk
Meskipun HRUM dikenal sebagai perusahaan batu bara, mereka melakukan ekspansi besar-besaran ke bisnis nikel sejak 2021. HRUM kini mengakuisisi beberapa tambang nikel dan proyek smelter. 

Diversifikasi ini membuat HRUM menarik karena memiliki eksposur ganda ke sektor energi dan nikel. Namun, transisinya masih dalam tahap perkembangan, jadi risikonya pun masih cukup tinggi.

4. IFSH – PT Ifishdeco Tbk
IFSH merupakan perusahaan tambang nikel skala menengah dengan wilayah operasi utama di Sulawesi Tenggara. IFSH fokus pada penambangan dan pengolahan bijih nikel. Meski belum sebesar ANTM atau INCO, perusahaan ini memiliki potensi pertumbuhan karena memanfaatkan program hilirisasi nasional dan terus mengembangkan infrastruktur smelter.

5. DKFT – PT Central Omega Resources Tbk
DKFT adalah pemain lama di industri tambang nikel yang juga mulai fokus pada hilirisasi. Perusahaan ini memiliki smelter nikel dan melakukan ekspor ferronickel. Dengan posisi strategis dan izin operasi yang lengkap, DKFT dianggap sebagai salah satu saham nikel yang undervalued dengan prospek jangka menengah.

6. KKGI – PT Resource Alam Indonesia Tbk
Awalnya bergerak di pertambangan batu bara, KKGI mulai merambah ke tambang nikel dalam beberapa tahun terakhir. Ekspansi ini bertujuan untuk diversifikasi pendapatan serta menangkap peluang di sektor energi baru dan terbarukan. Investor melihat KKGI sebagai perusahaan dengan strategi jangka panjang, meskipun transformasinya masih dalam tahap awal.

7. NCKL – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel)
NCKL merupakan perusahaan nikel terintegrasi dari grup Harita yang fokus pada hilirisasi dan pemrosesan bijih nikel. Perusahaan ini memiliki smelter berteknologi HPAL (High Pressure Acid Leaching) yang sangat cocok untuk memproduksi bahan baku baterai EV. IPO NCKL pada 2023 disambut positif karena posisinya sebagai pure-play nikel dengan potensi pertumbuhan tinggi.

8. MINE – PT Sinar Terang Mandiri Tbk
MINE adalah salah satu emiten nikel yang baru melantai di BEI pada 2025. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pertambangan nikel dan logistik tambang di wilayah Sulawesi. Sebagai pemain baru, MINE memiliki prospek jangka panjang namun juga menghadapi tantangan dari sisi operasional dan efisiensi. Investor perlu mencermati laporan keuangan dan strategi ekspansinya.

Investasi pada saham tambang nikel di BEI memberikan peluang besar seiring meningkatnya permintaan global terhadap nikel, terutama untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik dan transisi energi bersih. 

Namun, setiap emiten memiliki profil risiko dan keunggulan masing-masing. Penting bagi investor untuk tidak hanya melihat tren, tetapi juga menganalisis fundamental perusahaan, prospek hilirisasi, serta ketahanan terhadap volatilitas harga nikel global.

(Shifa Nurhaliza Puri)

SHARE