Saham WIFI Jatuh 3 Hari Beruntun, Analis Soroti Pola Bearish
Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge kembali tumbang pada Rabu (12/3/2025), melanjutkan penurunan signifikan beberapa hari terakhir.
IDXChannel - Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge kembali tumbang pada Rabu (12/3/2025), melanjutkan penurunan signifikan beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.08 WIB, saham WIFI jatuh 8,51 persen ke level Rp1.720 per unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp118,1 miliar dan volume perdagangan 65,28 juta saham.
Praktis, saham WIFI turun tiga hari berturut-turut, membukukan koreksi hingga 20,37 persen dalam sepekan.
Namun, dalam sebulan saham WIFI masih naik 14,67 persen dan sejak awal 2025 (year to date/YtD) melambung 323,17 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai koreksi saham WIFI wajar terjadi setelah kenaikan yang melampaui batas wajar. "Valuasi WIFI saat ini juga termasuk mahal, dengan price-to-earnings (PE) ratio 20 kali dan price-to-book value (PBV) 4,69 kali," ujarnya.
Yeoh juga mencermati pola teknikal yang terbentuk. "WIFI memiliki bearish pattern di level all-time high [tertinggi sepanjang masa] dengan pola inverted cup and handle. Target penurunannya berada di 1.350," katanya.
Sebelum dibatalkan, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dijadwalkan berlangsung pada 27 Maret 2025 di Kantor Fatmawati Mas Blok III Kav. 328-329, Jl. RS Fatmawati No.20, Cilandak, pukul 10.00 WIB.
Manajemen WIFI menjelaskan, pembatalan RUPSLB disebabkan karena agenda rapat akan dimasukkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024.
"Kepastian mata acara, waktu dan tempat pelaksanaan RUPST tersebut akan diumumkan selanjutnya sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata manajemen WIFI dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (4/3/2025).
Manajemen WIFI memastikan, klarifikasi pembatalan RUPSLB Surge tidak memiliki dampak terhadap kinerja Perseroan.
Kabar lainnya, dalam keterbukaan informasi pada 7 Maret 2025, Surge, Nokia, dan OREX SAI, INC. (OREX SAI) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk berkolaborasi dalam memperluas akses internet berkecepatan tinggi bagi masyarakat yang belum terlayani di Indonesia.
“Kerjasama ini akan berdampak positif kepada perkembangan kegiatan operasional Perseroan serta keberlangsungan usaha Perseroan ke depan,” kata manajemen.
Katalis Hashim
Saham WIFI terbang di awal 2025 seiring sentimen positif dari masuknya pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo dan prospek ekspansi ke depan.
WIFI semakin agresif memperluas layanan internet broadband dengan harga terjangkau.
Berdasarkan data Ookla, dikutip dari Cipdatana Sales Notes, 10 Februari 2025, kecepatan median internet fixed broadband di Indonesia hanya 32,07 Mbps, salah satu yang terendah di Asia Tenggara.
Selain itu, biaya langganan internet 100 Mbps masih tergolong mahal, mencapai Rp350.000 per bulan.
WIFI menawarkan kecepatan serupa dengan harga lebih murah, hanya Rp100.000 per bulan, sehingga berpotensi memperluas akses internet, terutama di daerah yang belum terjangkau.
Menurut Ciptadana, layanan internet murah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan konektivitas yang lebih luas dan murah, anak-anak di daerah terpencil dapat mengakses sumber belajar daring gratis yang disediakan pemerintah.
Dukungan Politik Kuat
Pada Agustus 2024, Hashim Djojohadikusumo, saudara kandung Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan WIFI melalui PT Arsari Sentra Data guna memperkuat infrastruktur konektivitas.
PT Arsari Sentra Data juga mengakuisisi 45 persen saham induk WIFI, PT Investasi Sukses Bersama, sehingga memiliki kepemilikan tidak langsung sebesar 22,55 persen di WIFI.
Di sisi lain, Arwin Rasyid melalui TEZ Capital & Finance, serta Fadel Muhammad, masing-masing mengakuisisi 27,22 persen saham PT Media Wiguna Nusantara dari PT Sinergi Investasi Digital. Akuisisi Fadel Muhammad membuatnya memiliki kepemilikan tidak langsung sebesar 7,5 persen di WIFI sebagai bagian dari investasinya.
BNI Dukung Ekspansi Jaringan
Mengutip penjelasan Ciptadana, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turut mendukung ekspansi WIFI dengan memberikan pinjaman investasi sebesar Rp978 miliar kepada PT Integrasi Jaringan Ekosistem (WEAVE), anak usaha WIFI.
Pinjaman yang ditandatangani pada 24 Januari 2025 ini akan digunakan untuk membangun jaringan broadband berkecepatan tinggi (hingga 100 Mbps) yang menargetkan 40 juta rumah tangga di kawasan perkotaan, pinggiran kota, dan pedesaan di Pulau Jawa.
Tren Penggunaan Wi-Fi
Lebih lanjut, berdasarkan data Opensignal, dikutip dari BNI Sekuritas pada 21 Februari 2025, waktu yang dihabiskan pengguna Indonesia pada jaringan Wi-Fi meningkat dari 33 persen di awal 2022 menjadi 37 persen pada kuartal III-2024.
Tren ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan internet berkualitas dengan harga lebih terjangkau. Pemerintah juga mendukung upaya ini dengan melelang frekuensi 1,4 GHz.
“Frekuensi ini akan mendukung akses internet melalui teknologi Broadband Wireless Access (BWA), dengan tujuan menyediakan kecepatan hingga 100Mbps dengan harga yang lebih terjangkau,” kata analis BNI Sekuritas.
Keunggulan WIFI
Keunggulan utama WIFI terletak pada pemanfaatan jalur rel kereta sebagai backbone serat optik. Hingga kini, perusahaan telah membangun 6.927 km jaringan dengan kapasitas 64 Tbps. Model kemitraan dengan ISP lokal juga membantu menekan biaya operasional serta mempercepat akuisisi pelanggan.
Dengan proyeksi 2,5 juta pelanggan untuk paket Rp100.000 dan 300.000 pelanggan untuk paket Rp250.000 pada 2025, perusahaan menargetkan tambahan pendapatan Rp3,3 triliun dengan margin EBITDA 60 persen. Selain itu, WIFI juga tengah menyiapkan teknologi 5G Fixed Wireless Access (FWA) guna mempercepat cakupan layanan.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari kemitraan global, termasuk dengan NTT e-Asia, WIFI berpotensi menjadi pemimpin industri fixed broadband di Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah dalam menyediakan "internet rakyat" yang murah dan berkualitas.
“WIFI mungkin masih pemain baru di pasar FTTH [Fiber to the Home]. Namun, dengan visi yang sejalan dengan tujuan pemerintah dalam menghadirkan internet rakyat, serta strategi yang tepat, transfer pengetahuan dari kemitraan, dan eksekusi yang baik, kami melihat WIFI berpotensi menjadi juara nasional berikutnya di Indonesia,” ujar pihak BNI Sekuritas. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.