Samator Indo Gas (AGII) Cetak Laba Bersih Rp105 Miliar di 2024
PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) mencatat penurunan laba bersih pada 2024 di tengah kenaikan pendapatan.
IDXChannel - PT Samator Indo Gas Tbk yang sebelumnya bernama PT Aneka Gas Industri Tbk mencatat penurunan laba bersih sepanjang 2024. Kondisi itu terjadi lantaran pembengkakan biaya mulai dari logistik hingga bunga utang.
Dalam laporan keuangan auditan yang dikutip Selasa (13/5/2025), perusahaan gas untuk industri dan medis dengan kode emiten AGII itu mencatat pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp2,91 triliun, naik tipis sekitar 3 persen dari 2023 yang sebesar Rp2,82 triliun. Seluruh penjualan dilakukan di pasar lokal.
Beban pokok pendapatan naik lebih tinggi sekitar 7,2 persen dari Rp1,53 triliun menjadi Rp1,64 triliun di 2024. Kenaikan terjadi pada beban pokok barang jadi dan dagangan, tenaga kerja langsung, beban pabrikasi, dan instalasi.
Alhasil, laba kotor turun 1,8 persen menjadi Rp1,27 triliun. Margin laba kotor juga menyusut dari 45,96 persen menjadi 43,74 persen pada 2024.
AGII juga mencatat pos beban penjualan dan beban umum serta administrasi melonjak pada tahun lalu. Beban penjualan melonjak 10 persen imbas kenaikan biaya distribusi serta gaji dan tunjangan sementara beban umum naik, terutama kenaikan biaya telepon, listrik, dan air serta biaya lain-lain.
Selain itu, AGII juga mencatat kenaikan pada beban keuangan dari Rp291 miliar menjadi Rp314 miliar, naik 8 persen. Kenaikan tersebut terjadi pada bunga utang bank sebesar 25 persen dari Rp150 miliar menjadi Rp187 miliar.
Setelah dikurangi pajak, laba bersih AGII mencapai Rp105 miliar, turun 36 persen dari 2023 yang sebesar Rp165 miliar. Akibat kenaikan aneka beban, margin laba bersih turun dari 5,8 persen menjadi 3,6 persen.
Dari sisi neraca, posisi kas dan setara kas juga turun 33 persen menjadi Rp384 miliar. Seiring kas yang menurun, piutang usaha naik, baik dari pihak berelasi menjadi Rp133 miliar dan pihak ketiga Rp501 miliar.
Utang bank AGII juga naik dari Rp1,87 triliun menjadi Rp2,53 triliun. Sementara outstanding utang oblligasi dan sukuk turun menjadi Rp738 miliar.
(Rahmat Fiansyah)