Sebanyak 43 Persen Investor di Manado Dikuasai Golongan Milenial
PT KSEI investor asal Provinsi Sulawesi Utara menempati urutan ke-20 dari 34 provinsi di Indonesia, 43 persen adalah golongan milenial.
IDXChannel - Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juli 2021, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menempati urutan ke-20 dari 34 provinsi di Indonesia berdasarkan total jumlah investor. Sebanyak 14.760 (35 persen) berdomisili di Manado.
Jumlah investor di Manado per Juli 2021 meningkat 41 persen dibandingkan dengan Juli 2020 yang sebesar 10.449. Investor di Manado didominasi oleh golongan milenial dengan persentase sebesar 43 persen yang berusia di 26-40 tahun.
Sementara itu, jumlah aset investor di Provinsi Sulut terjadi peningkatan sebesar 77 persen dari Rp1 triliun pada Juli 2020 menjadi Rp1,77 triliun pada Juli 2021.
Kepala Unit Pemasaran Layanan Jasa KSEI, Ruth Yendra Indriatmi, mengatakan dari peningkatan
jumlah investor serta aset yang dimiliki memperlihatkan bahwa anak muda Sulawesi Utara semakin melek investasi dan melirik pasar modal Indonesia sebagai salah satu alternatif berinvestasi.
"Bahkan jika melihat jumlah angkatan kerja, maka potensi peningkatan jumlah investor masih sangat besar. Hal ini karena jumlah investor baru mencapai 3,33 persen dibandingkan angkatan kerja di Sulawesi Utara yang sebesar 1,23 juta," kata Ruth Yendra Indriatmi dalam workshop bersama wartawan bekerja sama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kamis (19/8/2021).
Sejalan dengan data investor di Sulut, 80 persen dari total 5,8 juta investor pasar modal Indonesia per Juli 2021 didominasi oleh golongan milenial, yang tumbuh 50,04 persen dibandingkan dengan jumlah tahun lalu.
Pertumbuhan jumlah investor pasar modal Indonesia harus ditunjang dengan dukungan infrastruktur yang dapat memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi investor.
Sejak 2009, KSEI sudah meluncurkan fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang berfungsi sebagai sarana pemantauan portofolio investasi pasar modal Indonesia yang terkonsolidasi dalam platform elektronik. Dengan fasilitas AKSes, investor dapat mengetahui saldo, mutasi, serta posisi akhir portofolio investasinya hanya dengan satu kali masuk (login).
Namun, jumlah investor yang telah memanfaatkan fasilitas tersebut di Provinsi Sulut baru sekitar 7 persen dari total jumlah investor.
“Untuk itu, kami harap perusahaan Efek di Sulawesi Utara dapat mengajak nasabahnya untuk memanfaatkan fasilitas AKSes sebagai sarana pemantauan portofolio investasi pasar modal Indonesia. Penggunaan fasilitas AKSes secara rutin dapat memberikan perlindungan maksimal kepada nasabah,” ujar Ruth.
Tahun ini, terdapat kewajiban pemantauan portofolio investasi bagi investor reksa dana melalui fasilitas AKSes sehingga manajer investasi dan bank kustodian tidak perlu menyediakan laporan cetak.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tertuang pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 1/SEOJK.04/2020 tanggal 17 Februari 2020 tentang Tata Cara Penyampaian Surat atau Bukti Konfirmasi dan Pelaporan Berkala Reksa Dana Secara Elektronik Melalui Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu.
Pengembangan terkini KSEI adalah platform eASY.KSEI yang telah dilengkapi dengan modul rapat elektronik (e-voting) sejak Juni 2021. Dengan eASY.KSEI, investor dapat menghadiri sendiri
pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) secara daring atau memberikan kuasa secara elektronik kepada pihak lain untuk hadir pada RUPS.
"eASY.KSEI memberikan kemudahan bagi investor yang harus menghadiri lebih dari satu RUPS pada hari yang sama namun di waktu yang berbeda. Terlebih lagi, lebih dari 36 persen investor memiliki lebih dari satu saham. Hingga Juli 2021, dari 739 emiten saham di pasar modal Indonesia, 703 emiten telah mengadakan 1.687 RUPS yang dihadiri 17.745 investor. Data KSEI juga mencatat bahwa terdapat 132 emiten yang telah menggunakan fitur e-voting dengan 1.381 investor yang menghadiri RUPS secara daring," tutur Ruth. (TYO)