MARKET NEWS

Sedang Bersinar, Haruskah Investor Pemula Ikut Investasi di Saham Energi?

Nia Deviyana 08/12/2022 18:25 WIB

Energi menjadi sektor yang seksi dan bersinar di 2022 karena naiknya harga komoditas batu bara.

Sedang Bersinar, Haruskah Investor Pemula Ikut Investasi di Saham Energi? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Energi menjadi sektor yang seksi dan bersinar di 2022 karena naiknya harga komoditas batu bara. Namun, bagaimana prospek berinvestasi di saham energi?

Head of Business Mentor Inc, Aliyah Natasya, menilai bahwa investasi saham di sektor energi dinilai masih terlalu mahal.

"Kalau untuk saya pribadi sih ya, ini kayaknya masih kemahalan," ujar dia dalam Live IG IDXChannel bertajuk 'Investasi Saham untuk Dana Beli Rumah, Apakah Tepat', dikutip Kamis (8/12/2022). 

Aliyah menilai terdapat risiko yang harus dipertimbangkan dengan matang apabila ingin berinvestasi di sektor energi. 

"Ini kalau buat saya pribadi risikonya jauh lebih besar ya dibanding dengan reward yang bisa saya terima, karena apa pun yang lagi hot biasanya memang sudah dikerubungi gitu," ungkapnya.

Maksud Aliyah, sektor energi saat ini sedang naik sehingga banyak investor yang menginvestasikan uangnya di sektor tersebut. Sehingga menurut dia lebih baik untuk investor pemula mencari sektor lain. 

Dalam mencari sektor baru yang berpotensi, Aliyah tidak memungkiri bahwa itu tidak mudah.

Namun, terdapat alternatif dalam mencari sektor baru yang berpotensi, salah satunya dengan membaca media yang menyajikan informasi terkait saham. 

"Cari sumber media yang terpercaya, salah satunya seperti IDX Channel ini, biasanya mereka akan memberikan banyak topik, paling tidak seperti itu, kenapa? Karena biasanya newbie itu kebingungan sendiri, apakah saya harus ngeliatin running trade, apakah saya harus ngeliatin rangking saham hari ini?" ungkapnya.

Selain melihat media massa, para investor pemula dapat bergabung dengan satu hingga dua komunitas.

"Belajar yang paling benar itu kalau buat saya, ikut komunitas, cukup satu  atau dua, jangan kebanyakan,” katanya.

"Karena tiap komunitas itu punya value, prinsip, dan cara belajar yang beda. Kalau terlalu banyak sumbernya, kamu enggak tau, harus mengikuti yang mana," imbuh Aliyah. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

SHARE