MARKET NEWS

Sejarah Saham BJTM, Emiten yang Terus Dorong Pertumbuhan UKM RI

Shifa Nurhaliza 03/06/2022 09:42 WIB

Sejarah saham BJTM atau emiten milik Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) dimulai 12 Juli 2012.

Sejarah Saham BJTM, Emiten yang Terus Dorong Pertumbuhan UKM RI. (Foto: Sejarah Saham BJTM)

IDXChannel - Sejarah saham BJTM atau emiten milik Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) dimulai 12 Juli 2012. Penawaran Umum Perdana (IPO) saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) (BJTM) dilakukan oleh PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi.

Jumlah saham yang ditawarkan adalah 2.983.537.000 saham dengan nilai nominal Rp250 dan harga penawaran Rp430 per saham. Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup usaha BJTM adalah melakukan kegiatan usaha di bidang perbankan, termasuk kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah serta kegiatan perbankan.kegiatan perbankan biasa lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. . 

Tugas utama dari BJTM ini sendiri adalah ikut serta dalam mendorong pertumbuhan potensi ekonomi daerah melalui partisipasi dalam pengembangan sektor UKM guna memperoleh keuntungan yang optimal. Kegiatan utamanya adalah pengumpulan dan distribusi uang dan penyediaan layanan perbankan lainnya.

Laporan Keuangan BJTM 2022

Mengutip laman IDXChannel.com, PT Bank Pemangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim menggelontorkan kredit sebesar Rp42,31 triliun dari Januari hingga Maret atau kuartal pertama tahun 2022. Angka ini meningkat 1,38% year-on-year (yoy).

Dimana, kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 8,4% (yoy) atau tercatat sebesar Rp7,58 triliun. Pada kuartal pertama tahun 2022, penerbit token BJTM mencatat aset sebesar Rp105,65 triliun dan tumbuh 17,85% (YoY).

Sementara itu, laba bersih tercatat sebesar Rp454 miliar, naik 1,22% (yoy). Kinerja tersebut didukung oleh pertumbuhan variabel seperti dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 20,07%. Jumlahnya Rp91,36 triliun. (SNP)

SHARE