Sejarah Saham BRMS, Emiten dengan Target 4.000 Ton Emas Per Hari di 2022
Sejarah Saham BRMS atau emiten milik perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk memang sangat menarik untuk di ulas
IDXChannel - Sejarah Saham BRMS atau emiten milik perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk memang sangat menarik untuk di ulas. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan dengan ticker saham BRMS ini berdiri pada tahun 2003 dan merupakan bagian dari grup Bakrie.
Secara khusus, bisnis pertambangan berfokus pada sumber daya mineral termasuk tembaga, emas, seng, timbal dan logam mulia lainnya dengan tambang yang berlokasi di Indonesia dan Afrika Barat. Saham BRMS pertama kali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2010 dengan harga permintaan Rp 635 per SAHAM. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bumi Resources Minerals Tbk, yaitu: Bumi Resources Tbk (BUMI) (pengendali) (10,07%) dan 1st Financial Company Limited (22,86%).
Bisnis BRMS juga didukung oleh sejumlah anak perusahaan seperti Bumi Resources Japan Company Limited, PT International Minerals Company LLC, Calipso Investment Pte. Ltd., PT Citra Palu Minerals, PT Multi Capital, Sahara Resources Pte, Ltd. dan Lemington Investment Pte. ltd. Mayoritas saham BRMS saat ini dimiliki oleh PT Bumi Resources Tbk dengan total tingkat kepemilikan sebesar 35,73%.
Bisnis utama PT Panorama Timur Abadi adalah perdagangan dan pemasokan pelumas untuk industri pertambangan. Kemudian, pada pertengahan 2009, PT Panorama Timur Abadi diambil alih oleh Bumi Resources Tbk (BUMI) dan berganti nama menjadi PT Bumi Resources Minerals.
Oleh karena itu sejak akhir tahun 2020 proyek LMR telah tercatat di Neraca sebagai Proyek Pengembangan Usaha, pada Semester II tahun 2021 proyek ini mendapat izin dari Pemerintah kemudian diakui di Neraca sebagai Aset Eksplorasi, oleh karena itu LMR memegang hak untuk menambang emas Linge Abong seluas 36.420 ha di Provinsi Aceh.
Tambang Emas Linge memiliki sumber daya emas sekitar 6,8 juta ton dan cadangan 2,32 juta ton. Selain Aceh, BRMS juga mengembangkan proyek pertambangan emas di Palu dan Gorontalo.
Pada tahun 2022, BRMS berencana untuk meningkatkan produksi emasnya menjadi 4000 ton per hari setelah pembangunan pabrik emas keduanya di Palu selesai. Targetnya kuartal II 2022 dan BRMS kini sudah memproduksi emas dari pabrik pengolahan pertamanya berkapasitas 500. Tonase bijih per hari dari tahun lalu.
BRMS sendiri melakukan rights issue kedua pada tahun 2021 dengan menerbitkan 23.630.673.389 saham dengan harga Rp70 dengan modal Rp1,65 triliun pada Desember 2021. ada 2 stand buy buyer yaitu Summer Ace Ventures Limited dan Hartman International Pte Ltd. (SNP)