Sejarah Saham KLBF, Emiten yang Bidik Penjualan Naik 11 Persen di 2022
Sejarah Saham KLBF, Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk dimulai pada tahun 1991 saat KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk IPO
IDXChannel - Sejarah Saham KLBF, Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk dimulai pada tahun 1991 saat KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).
Pada tahun ini, emiten farmasi berkode saham KLBF di Bursa Efek Indonesia tersebut atau year-on-year (yoy) tetap mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih 2022 sebesar 11% secara tahunan. Pada tahun lalu, penjualan bersih KLBF tercatat sebesar Rp25,26 triliun. Dengan proyeksi tumbuh 11%, Kalbe Farma berpotensi meraup penjualan bersih sekitar Rp29,15 triliun pada tahun ini.
PT Kalbe Farma Tbk adalah perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Jakarta. Produk perusahaan dijual di 43 negara di 5 benua. Melalui anak perusahaannya, Perseroan juga mengoperasikan sejumlah klinik kesehatan dan laboratorium klinik.
Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan pada tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usahanya pada tahun 1966. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih dari saham Kalbe Farma Tbk per tanggal 30 April 2022 meliputi PT Gira Sole Prima (10,29%), PT Ladang Ira Panen (10,09%), PT Santa Seha Sanadi (10,06%), PT Diptanala Bahana (9,50%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9,47%) dan PT Bina Arta Charisma (8,43%).
Produk-produk unggulan yang dimiliki oleh Kalbe, diantaranya obat resep (Brainact, Broadced, Cefspan, Cernevit, CPG, Cravit, Hemapo, Mycoral, Neuralgin RX Dan Neurotam); produk kesehatan (Cerebrofort Gold, Cerebrofort Marine Gummy, Cerebrovit, Entrostop, Extra Joss, Fatigon, dan lainnya.
Platform digital Kalbe untuk business-to-business, yaitu EMOS, MOSTRANS dan MOSPAY, telah melayani sekitar 150 kontraktor dan distributor utama, lebih dari 18.000 titik penjualan dan rumah sakit, serta hampir 40 perusahaan transportasi di seluruh nusantara, dan merupakan pemasok digital ekosistem rantai di Indonesia, sektor kesehatan terbesar di Indonesia.
Selain itu, Kalbe juga memperkenalkan platform digital di bidang bisnis dengan pelanggan, melalui aplikasi Klikdokter, platform telemedicine. Kalbe memiliki anak perusahaan yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT).
Pada tahun 1991, KLBF dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham KLBF kepada masyarakat sebanyak-banyaknya 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 setiap saham pada harga penawaran adalah Rp7.800 per saham. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.
Laporan Keuangan KLBF 2022
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan anak perusahaannya mencatat laba bersih sebesar Rp6,3 triliun pada semester pertama tahun 2022. Realisasi meningkat 9,32% yoy sebesar Rp1,49 miliar. Pertumbuhan laba dipicu oleh peningkatan penjualan perusahaan farmasi tersebut.
KLBF mencatatkan penjualan sebesar Rp12,37 triliun atau meningkat Rp12,15 triliun pada semester I tahun 2021. Pasar domestik memberikan kontribusi terbesar untuk obat-obatan dengan produk perusahaan sebesar Rp13,28 triliun. Sebagian besar didorong oleh departemen penjualan dan logistik yang diserap oleh Departemen. Sementara itu, pasar ekspor menghasilkan pendapatan sebesar Rp645,99 miliar, yang sebagian besar diserap oleh penjualan obat resep.
Dengan kinerja semester pertama ini, KLBF membukukan laba bersih Rp35,11 dari Rp31,94 pada periode yang sama tahun lalu, seperti dikutip dari laporan keuangan KLBF dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Lonjakan pendapatan KLBF mendorong beban pokok penjualan menjadi Rp8,07 triliun pada paruh pertama tahun 2022, juga dikenal sebagai peningkatan dari Rp6,97 triliun pada paruh pertama tahun lalu. Peningkatan biaya termasuk bahan baku dan kemasan, biaya tenaga kerja, dan biaya produksi. (SNP)