Selamat Sempurna (SMSM) Kantongi Laba Rp639,07 M hingga Kuartal III 2022
SMSM mengantongi laba bersih sebesar Rp639,07 miliar hingga kuartal III 2022.
IDXChannel - PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) mengantongi laba bersih sebesar Rp639,07 miliar hingga kuartal III 2022. Raihan ini naik 29,91% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp491,92 miliar.
Emiten produsen suku cadang otomotif ini juga membukukan kenaikan penjualan bersih sebesar 20,71% menjadi Rp3,64 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp3,02 triliun.
Berdasarkan segmen produknya, penjualan penyaring atau filter tercatat sebesar Rp2,57 triliun, penjualan radiator sebesar Rp406,08 miliar, serta penjualan karoseri atau body maker tercatat sebesar Rp261,22 miliar.
Kemudian, pendapatan dari segmen distribusi tercatat sebesar Rp997,99 miliar, dan pendapatan segmen lainnya sebesar Rp318,90 miliar. Adapun, perseroan mencatatkan eliminasi sebesar Rp913,09 miliar.
Di samping itu, berdasarkan pasar wilayah geografisnya, penjualan dalam negeri tercatat sebesar Rp1,34 triliun, dan penjualan luar negeri sebesar Rp2,30 triliun.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan SMSM naik menjadi Rp2,48 triliun, beban penjualan perseroan juga naik menjadi Rp186,89 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp123,18 miliar, serta beban operasi lainnya sebesar Rp43,90 miliar.
Per September 2022, total nilai aset SMSM naik 13,33% dari posisi akhir Desember 2021 yang sebesar Rp3,86 triliun, menjadi sebesar Rp4,38 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp1,17 triliun dan ekuitas sebesar Rp4,38 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen SMSM menjelaskan bahwa, visibilitas mengenai tren pasar pada kuartal IV tahun 2022 tetap terbatas, mengingat ketidakpastian terkait konflik Rusia-Ukraina dan makroekonomi global seperti kebijakan tapering off The Fed, serta krisis energi dunia yang memicu inflasi tinggi serta kekhawatiran peningkatan suku bunga global secara agresif.
Dengan asumsi bahwa tidak ada faktor lain yang dapat secara serius memperburuk makroekonomi global, seperti adanya pengetatan signifikan dari sanksi yang dijatuhkan pada Rusia, memburuknya konflik Rusia-Ukraina, berlanjutnya keterbatasan energi, serta peningkatan harga energi dan bahan baku dibandingkan dengan saat ini, perseroan berharap pencapaian kinerja tahun buku 2022, yaitu meningkat sekitar 15% dibandingkan dengan tahun buku 2021.
(NDA)