Selamat Tinggal Saham Gocap, Saham Sultan Subang ZATA Terbang Jadi Top Gainers
Saham milik Sultan Subang, Zatta Jaya (ZATA) jadi top gainers dalam sepekan meninggalkan predikat ‘saham gocap’.
IDXChannel – Saham milik Sultan Subang, alias Asep Sulaiman Sabanda, PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA), menjadi top gainers dalam sepekan meninggalkan level gocap.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (14/2/2023) pukul 9.50 WIB, saham ZATA terkerek hingga 23,88 persen dalam seminggu belakangan.
Adapun, pada pembukaan perdagangan Selasa (14/2/2023), saham ZATA menguat 2,47 persen ke level Rp83/saham. Walaupun memang, dalam sebulan terakhir, saham ZATA masih terkontraksi hingga 16,16 persen.
Melambungnya saham ZATA dalam sepekan mengantarkan saham emiten ini menduduki posisi ke empat top gainers dalam sepekan.
Selain ZATA, terdapat beberapa emiten lainnya yang menjadi top gainers, di antaranya adalah PT Jasa Berdikari Logstics Tbk (LAJU), PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), hingga PT Haloni Jane Tbk (HALO). (Lihat tabel di bawah ini)
Terkereknya saham ZATA belakangan ini terjadi setelah perusahaan memberikan keterangan pada laporan penjelasan atas permintaan penjelasan bursa yang dirilis oleh emiten ini di keterbukaan informasi pada Senin (6/2/2023).
Dalam laporan tersebut ZATA menyatakan, pengalihan sebagian saham perseroan kepada pengendali saham perusahan, yakni PT Lembur Sadaya Investama (LSI) dilakukan dalam rangka LSI memerlukan dana.
"Konsekuensi dari pengalihan sebagian saham tersebut berpengaruh bagi citra perseroan yang menurun karena dihubungkan dengan tindakan LSI yang telah diberi peringatan tertulis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," tulis Direktur Utama ZATA, Hj. Elidawati, dalam laporan tersebut.
Sempat di Level Gocap Akibat Ulah Sultan Subang
Asal tahu saja, ambruknya saham ZATA seiring seiring dengan aksi penjualan saham oleh perusahaan pengendali ZATA yang melanggar ketentuan OJK.
Tercatat, LSI beberapa kali melego saham ZATA untuk tujuan divestasi. Padahal, OJK melarang pemegang saham pra-IPO untuk mengalihkan kepemilikan saamnya sampai 8 bulan setelah pernyataan pendaftaran efektif.
Sehingga, aksi yang dilakukan oleh LSI tersebut melanggar Peraturan OJK No. 25/2017. Akibatnya, saham ZATA terus ‘nyungsep’ sepanjang Januari 2023. Melansir data BEI, saham ZATA ambruk hingga 57,02 persen di Januari.
Bahkan, BEI mencatat, sejak 17 Januari 2023 hingga 24 Januari 2023, saham ZATA menyentuh ARB selama 5 hari beruntun. Sedangkan, sepanjang Januari, saham ZATA sudah menyentuh ARB sebanyak 7 kali.
Anjloknya harga saham ZATA secara signifikan menyebabkan saham emiten busana muslim ini sempat kena suspensi bursa pada 30 Januari 2023 lalu dalam rangka cooling down.
Sayangnya, setelah BEI membuka ‘gembok’ perdagangan ZATA, saham ini malah semakin ambles menuju level gocap atau Rp50/saham.
Tercatat, pada perdagangan Rabu (1/2) hingga Senin (6/2/2023), saham ZATA bertengger di level Rp50/saham. (TSA)