MARKET NEWS

Seluruh Mata Uang Asia Termasuk Rupiah Loyo, Pasar Nantikan Data Inflasi AS

Dinar Fitra Maghiszha 07/03/2022 09:55 WIB

Nilai mata uang rupiah hari ini dibuka tertekan atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan, Senin pagi (7/3/2022).

Nilai mata uang rupiah hari ini dibuka tertekan atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan, Senin pagi (7/3/2022). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai mata uang rupiah hari ini dibuka tertekan atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan, Senin pagi (7/3/2022). Hingga pukul 09:10 WIB, mata uang Garuda turun -28 poin atau -0,20% di Rp14.415 per 1 dolar Amerika Serikat

Seluruh mata uang di kawasan Asia Pasifik terpantau merosot atas dolar AS, seperti Dolar Hong Kong koreksi -0,04% di 7,8168, Won Korea Selatan turun -0,74% di 1.225,94, dan Ringgit Malaysia tertekan -0,10% di 4,1800.

Peso Filipina longsor -0,05% di 51,965, Dolar Taiwan turun -0,44% di 28,247, Baht Thailand koreksi -0,32% di 32,795, Dolar Singapura anjlok -0,19% di 1,3628, dan Yuan China ambles -0,07% di 6,3224. Adapun Yen Jepang tertekan -0,15% di 114,96, sementara Dolar Australia naik 0,75% di 0,7425.

Indeks dolar yang mengukur kinerja sejumlah mata uang lainnya bergerak menguat 0,40% di 99,04, mendekat level 100 sebagai respons terhadap agresi militer Rusia di Ukraina, sekaligus menanti rilis data inflasi Amerika Serikat yagn dijadwalkan pada akhir pekan ini.

Euro menjadi mata uang Barat yang paling tertekan menyusul peperangan di Eropa Timur. Mata uang benua biru itu sempat menyentuh titik terendahnya sejak Mei 2020 di sekitar 1,0636.

"Ini adalah berita yang sangat buruk bagi pertumbuhan global - khususnya Eropa, mengingat ketergantungan mereka pada gas dari Rusia," kata analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (7/3/2022).

Pasar uang global masih menanti pengumuman data inflasi AS dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada akhir pekan ini. Jajak pendapat Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom ECB masih akan menunda kenaikan suku bunga pada bulan-bulan terakhir tahun ini.

Sementara ekspektasi Fed fund rate AS menjadi semakin kuat bakal terjadi pada pertemuan bank sentral AS pada 15 - 16 Maret. (TIA)

SHARE