Sempat Geser Posisi BBRI, Market Cap BYAN Merosot Lagi
Market cap Bayan Resources (BYAN) merosot di peringkat ketiga setelah mengungguli Bank Rakyat Indonesia (BBRI) selama dua hari belakangan.
IDXChannel – PT Bayan Resources Tbk (BYAN) turun di posisi ketiga, Kamis (29/12), setelah sempat mengungguli kapitalisasi pasar (market cap) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) selama dua hari belakangan.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (29/12), market cap atau kapitalisasi pasar dari BYAN turun menjadi Rp690,83 triliun.
Artinya, BBRI kembali berada di posisi kedua sebagai emiten dengan market cap terbesar di bursa, yakni sebesar Rp738,09 triliun.
Turunnya market cap BYAN seiring dengan amblesnya saham emiten ini selama dua hari beruntun. Pada Rabu (28/12), saham BYAN ditutup ambruk hingga 6,94 persen menyentuh auto reject bawah (ARB) menjadi Rp21.775/saham.
Sedangkan, pada perdagangan hari ini, Kamis (29/12), saham BYAN kembali merosot sebesar 4,82 persen menjadi Rp20.725/saham.
Padahal, pada Selasa (27/12), market cap BYAN mengungguli BBRI dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp750 triliun.
Selain itu, market cap BYAN juga sempat menduduki peringkat kedua terbesar di bawah bank kakap PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sebesar Rp1.057,08 triliun pada Selasa (27/12).
Naiknya market cap BYAN di periode ini tak lepas dari kinerja sahamnya yang terus terkerek dalam sebulan belakangan. Melansir data BEI pada Kamis (29/12), saham BYAN melejit hingga 119,31 persen dalam sebulan terakhir.
Terkerek Pasca Stock Split
Terkereknya saham BYAN dalam sebulan terakhir tak lepas dari aksi stock split atau pemecahan nilai dan nominal saham yang dilakukan oleh emiten batu bara ini pada 1 Desember 2022 lalu.
Melansir Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bayan Resources, perseroan melakukan stock split dengan rasio 1:10, yang mana 1 saham dengan nilai nominal Rp100 akan menjadi 10 saham dengan nilai nominal Rp10.
Sebagai informasi, saham BYAN pada saat akhir cum di Pasar Reguler dengan nilai nominal lama Rp100 per saham tanggal 1 Desember 2022, tercatat pada harga Rp94.500 per saham.
Level harga sebelum stock split tersebut sempat yang tertinggi di bursa, mengalahkan emiten batu bara lainnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang dihargai Rp41.625 per saham.
Tercatat, di hari pertama pasca seusai melakukan stock split, saham BYAN pada Jumat (2/12) melambung hingga 19,84 persen menjadi Rp11.325/saham.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.