Sentimen Emas dan MSCI Menopang Laju Saham BRMS
Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat pada Senin (3/11/2025), terdorong kombinasi sentimen harga emas yang menguat dan potensi MSCI.
IDXChannel - Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat pada Senin (3/11/2025), terdorong kombinasi sentimen harga emas yang menguat dan potensi masuknya saham ini ke indeks global MSCI.
Kenaikan ini menambah optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan BRMS ke depan.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 11.15 WIB, saham BRMS naik 4,89 persen ke level Rp965 per unit.
Dalam sepekan, saham ini meningkat 11,56 persen, naik tipis 1,05 persen dalam sebulan, dan melonjak 178,90 persen sejak awal 2025 (Year-to-Date/YtD).
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menyoroti peluang saham BRMS dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) milik taipan Prajogo Pangestu masuk dalam konstituen MSCI.
“Pada 4 November 2025 akan ada pengumuman rebalancing MSCI,” ujar Michael, Senin (3/11/2025).
Dia menambahkan, “Jika kita melihat aturan, maka BREN dan BRMS berpotensi masuk ke dalam konstituen standard caps.”
Michael juga mencatat adanya tren akumulasi asing. “Terlihat juga pergerakan foreign yang sudah lebih dulu mengakumulasi kedua saham ini selama 3-4 bulan terakhir.”
Secara teknikal, kata Michael, BRMS saat ini berada dalam fase sideways dengan kisaran 840-955.
Michael menekankan pentingnya level resistance. “Area 955 penting untuk divalidasi, dengan melewati area ini, maka secara teknikal BRMS memiliki potensi ke angka 1.000.”
Sementara, riset BRI Danareksa Sekuritas, yang terbit pada 30 Oktober 2025 mencatat, pengembangan proyek Citra Palu Minerals (CPM) milik BRMS berjalan sesuai rencana.
Pembangunan terowongan sudah memasuki tahap kedua, infrastruktur utama terpasang, dan fasilitas pengolahan masuk fase ketiga.
Penambangan bawah tanah ditargetkan mulai produksi pada 4Q27, didukung upgrade pabrik CIL pertama dari 500 ton per hari menjadi 2.000 ton per hari pada kuartal III-2026, sementara pabrik kedua (4.000 ton per hari) menjaga kontinuitas produksi.
BRI Danareksa menyesuaikan asumsi harga emas menjadi USD3.500–USD4.400 per ons troi untuk tahun buku 2025-2027 (FY25-27F). Perubahan ini mendorong kenaikan proyeksi laba bersih BRMS sebesar 12-96 persen dan EBITDA 10-80 persen, menjadi USD53-USD151 juta.
Laba BRMS diperkirakan sangat sensitif terhadap harga emas, dengan akselerasi pertumbuhan setelah produksi bawah tanah rampung.
Riset mempertahankan rekomendasi beli (buy) dengan target harga baru Rp1.080, naik dari Rp480, mencerminkan harga emas yang lebih tinggi dan prospek monetisasi proyek CPM.
Risiko utama berasal dari keterlambatan proyek, hasil pengeboran di bawah ekspektasi, atau harga emas dan kadar bijih lebih rendah.
Analisis sensitivitas menunjukkan, dengan harga saham saat riset tersebut ditulis, yakni di Rp930, pasar sudah memperhitungkan (priced in) harga emas sekitar USD4.100 per ons troi, masih menyisakan potensi kenaikan 16 persen jika harga emas mencapai USD4.400 per ons troi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.