Simak Analisa Saham BNI (BBNI) Jelang Stock Split
President Director CSA Institute Aria Santoso mengatakan, aksi korporasi ini merupakan momentum bagi para pemegang saham BBNI.
IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan melakukan pemecahan saham atau stock split dalam rangka meningkatkan permintaan atas saham perseroan dengan memperluas basis investor. Stock split dilakukan dengan rasio pemecahan 1:2.
President Director CSA Institute Aria Santoso mengatakan, aksi korporasi ini merupakan momentum bagi para pemegang saham BBNI. Ia menyebut, saham BBNI akan menjadi lebih likuid setelah dilakukan stock split.
“Ini kesempatan bagi para investor untuk bisa menjual setengah dari kepemilikan. Selain itu, bagi yang mau beli bisa dapat harga yang lebih murah,” kata Aria dalam Market Buzz IDX Channel pada Selasa (19/9/2023).
Menurut Aria, kinerja perseroan masih akan tumbuh baik ke depan. Hal itu membuat stock split saham BBNI tidak berdampak signifikan, justru menjadi kesempatan bagus yang bisa dimanfaatkan para pemegang saham.
Jika nantinya terjadi pelemahan harga setelah stock split, lanjut Aria, investor bisa melakukan strategi cicil beli pada saham BBNI. Dengan catatan, entry timing harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
“Kalau ingin dapat harga lebih bagus bisa di level Rp9.200, gak harus tunggu stock split, sebenarnya timing-nya sama saja,” ujar Aria.
Ia pun merekomendasikan buy on weakness dengan resisten terdekat di level Rp9.600 hingga Rp9.700.
Pada perdagangan hari ini, saham BBNI dibuka menguat di level Rp9.375 dari penutupan perdagangan hari sebelumnya pada level Rp9.350. Hingga pukul 09.52 WIB, saham BBNI naik 0,80% atau 75 poin ke level Rp9.425 dengan nilai transaksi mencapai Rp23 miliar.
Aksi stock split akan membuat harga saham perseroan menjadi terjangkau bagi investor perorangan atau ritel. Dengan demikian, akan meningkatkan jumlah investor yang dapat melakukan transaksi atas saham perseroan.
Sebagai informasi per akhir Juni 2023, komposisi pemegang saham BBNI adalah 60,0% Pemerintah Negara Republik Indonesia, 26,1% Investor Institusi Asing, 9,1% investor institusi domestik, dan 4,8% investor ritel.
Di samping itu, jumlah lembar saham perseroan setelah stock split juga akan bertambah, hal ini akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan sehingga perdagangan saham BBNI di Bursa Efek akan lebih aktif.
(YNA)