MARKET NEWS

Simak Analisis Prospek Kinerja Saham WIKA dan PTPP Jika Dimerger

Cahya Puteri Abdi Rabbi 28/05/2024 13:16 WIB

Lantas, bagaimana prospek kinerja saham kedua emiten pelat merah tersebut saat sudah dimerger?

Simak Analisis Prospek Kinerja Saham WIKA dan PTPP Jika Dimerger. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berencana digabungkan dengan PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Rencana tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Lantas, bagaimana prospek kinerja saham kedua emiten pelat merah tersebut saat sudah dimerger?

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan, peleburan kedua BUMN Karya yang merupakan perusahaan terbuka itu akan melahirkan tantangan baru. Sebab, hasil dari peleburan keduanya tidak serta merta positif.

Namun, para pelaku pasar juga perlu mencermati kondisi utang kedua perseroan tersebut.

“Kalau saat merger keduanya sama-sama punya utang, pada saat mereka jadi satu berarti utangnya bertambah kan,” kata Ike dalam 'Webinar Market Outlook Mei' pada Senin (27/5/2024).

Terkait kepemilikan saham, kata Ike, nantinya akan disesuaikan dengan valuasi adjustment dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Ike menyebut, secara nilai atau value nantinya akan tetap sama.

Meski demikian, kondisi harga saham pasca merger akan ditentukan oleh fundamental perseroan.

“Pemerintah harus memberikan solusi karena masih banyak tantangan yang harus diperbaiki, sehingga kalau mereka merger mungkin ada yang positif. Untuk sektor BUMN Karya masih netral, belum ada sentimen positif, kita sama sama lihat bagaimana langkah pemerintah untuk memperbaiki kondisi,” ujar Ike.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya menyampaikan, perseroan siap dengan rencana pemerintah tersebut, dan akan mendukung mekanisme penggabungan yang ditetapkan nantinya.

“Kami ikut saja apa yang menjadi arahan Kementerian BUMN. Mereka sudah melakukan perencanaan, kami tinggal ikut arahan dan mendukung apapun itu,” kata Mahendra kepada media di Jakarta pada Selasa (2/4/2024) lalu.

Mahendra meyakini rencana penggabungan perusahaan-perusahaan BUMN karya bertujuan mendorong kinerja perusahaan untuk menjadi lebih baik. Namun, hingga saat ini, ia menyebut bahwa perseroan belum mendapat arahan resmi bagaimana skema rencana penggabungan tersebut.

(YNA)

SHARE