Simak Kinerja Grup Adaro Semester I, AADI Berpotensi Lanjutkan Momentum Positif
AADI berhasil mencatatkan kinerja di atas ekspektasi, sementara ADRO masih tertinggal dari proyeksi konsensus.
IDXChannel - Emiten batu bara Grup Adaro, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), telah merilis kinerja keuangan periode kuartal II-2025 dengan hasil yang berlawanan arah.
AADI berhasil mencatatkan kinerja di atas ekspektasi, sementara ADRO masih tertinggal dari proyeksi konsensus.
Pada kuartal II-2025, AADI membukukan laba bersih sebesar USD233 juta atau setara Rp3,72 triliun (kurs Rp16.000 per USD), tumbuh 19 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ), meski secara tahunan terkoreksi 60 persen YoY.
Namun sepanjang semester I-2025, laba bersih AADI mencapai USD429 juta atau setara Rp6,8 triliun, setara 57 persen dari estimasi konsensus tahun ini.
Menurut Stockbit, Senin (1/9/2025), capaian tersebut melampaui perkiraan berkat margin laba kotor yang tetap solid serta efisiensi beban operasional.
Dari sisi pendapatan, AADI mencatat kenaikan 6,1 persen QoQ, ditopang peningkatan volume penjualan menjadi 17,58 juta ton, meski harga jual rata-rata (ASP) melemah 1,3 persen ke USD67 per ton.
Secara operasional, produksi batu bara AADI juga meningkat 9 persen ke 17,5 juta ton dengan stripping ratio naik ke 4,3x (vs. 1Q25: 3,2x).
Menariknya, lanjut Stockbit, margin laba bersih AADI melonjak 200 basis poin menjadi 18,8 persen, salah satunya akibat pembalikan rugi lain-lain sebesar USD5 juta pada kuartal I menjadi keuntungan USD28 juta di kuartal II.
Selain itu, penurunan tarif royalti IUPK turut menekan beban royalti hingga 22 persen QoQ, sehingga menjaga laba kotor tetap positif.
ADRO di bawah ekspektasi
Berbeda dengan AADI, ADRO justru masih tertahan dengan mencatatkan laba bersih USD98 juta atau setara Rp1,56 triliun pada kuartal II-2025, sehingga total laba bersih semester I hanya mencapai USD175 juta, atau Rp2,8 triliun, baru 39 persen dari estimasi konsensus.
Kinerja yang lesu pada kuartal pertama membuat ADRO masih tertinggal dari target tahun penuh.
Meski demikian, ADRO membukukan pendapatan USD476 juta pada kuartal II terutama didukung lonjakan kontribusi jasa pertambangan dan penjualan batu bara metalurgi.
Dari sisi profitabilitas, margin laba usaha ADRO melejit 950 bps ke 30,3 persen seiring pertumbuhan biaya pokok yang lebih moderat dan penurunan opex. Produksi batu bara metalurgi juga naik signifikan 18,2 persen menjadi 1,88 juta ton, sementara stripping ratio turun ke 3,3x (vs. 1Q25: 3,55x).
Ke depan, Stockbit menilai AADI berpotensi melanjutkan momentum positif pada paruh kedua 2025, seiring target penjualan 65-67 juta ton tahun ini.
Tren kenaikan harga batu bara belakangan juga membuka ruang ASP lebih tinggi di kuartal berikutnya. Sementara itu, bagi ADRO, tantangan mengejar ekspektasi konsensus masih cukup berat, mengingat realisasi kinerja semester I yang masih jauh dari target.
Di pasar saham, perbedaan kinerja ini tercermin pada pergerakan harga. Pada perdagangan Senin (1/9/2025), saham AADI ditutup menguat 2,17 persen ke harga Rp7.050, sedangkan ADRO terkoreksi 1,99 persen ke harga Rp1.720.
(DESI ANGRIANI)